SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
<p><strong>Solopos.com, JAKARTA –</strong> Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat <a href="http://news.solopos.com/read/20180806/496/932255/update-bnpb-korban-meninggal-gempa-lombok-91-orang-semua-wni">gempa susulan</a> masih terus terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTB). Hingga Senin (6/8/2018) setidaknya terjadi 147 kali gempa susulan.</p><p>"Hingga pukul 11.00 WIB, sudah tercatat 147 kali gempa susulan, dengan 13 kali gempa di antaranya dirasakan," kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono di Kantor BMKG, Jakarta, Senin.</p><p>Triyono menuturkan pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi <a href="http://news.solopos.com/read/20180805/496/932172/cahaya-hijau-sebelum-gempa-lombok-70-sr-jalanan-macet-total">Lombok</a> dan sekitarnya dan peluruhan kekuatan gempa bumi.</p><p>"Dalam beberapa hari ke depan, kami akan terus memonitor terhadap gempa-gempa susulan ini biasanya dengan frekuensi dan kekuatan menurun," ujarnya seperti dikutip dari <em>Antara</em>.</p><p>Pada Senin <a href="http://news.solopos.com/read/20180806/496/932255/update-bnpb-korban-meninggal-gempa-lombok-91-orang-semua-wni">gempa bumi</a> berkekuatan 5,4 SR terjadi di lokasi 12 kilometer Barat Daya Lombok Utara pada pukul 07.28 WIB dan tidak berpotensi tsunami. BMKG mengimbau untuk tidak masuk ke dalam bangunan yang sudah rusak akibat gempa karena dikhawatirkan sewaktu-waktu mungkin dapat runtuh akibat gempa susulan.</p><p><br />"Kami mengimbau masyarakat tidak menempati kondisi rumah atau bangunan yang rusak," lanjutnya.</p><p>Daerah terparah yang mengalami kerusakan akibar gempa adalah Kabupaten Lombok Utara, Lombok Timur, dan Kota Mataram.</p>