News
Minggu, 30 Oktober 2016 - 19:00 WIB

Heroik! Penjaga Perlintasan Grompol Adang KA Malabar Sebelum Tabrakan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga di sekitar perlintasan KA yang melintang di jalan Grompol-Batu Jamus berkerumun melihat kondisi truk yang ringsek dihantam KA, Sabtu (29/10/2016) malam. (Istimewa)

Penjaga perlintasan Grompol, Sragen, sempat berlari mengadang KA Malabar sebelum tabrakan dengan truk pengangkut ekskavator.

Solopos.com, KARANGANYAR — Penyebab tabrakan antara Kereta api (KA) Malabar rute Malang-Bandung PP dengan truk pengangkut ekskavator di perlintasan KA Kemiri-Masaran, perbatasan Grompol, Masaran, Sragen, dengan Dusun Bekonsepur, Desa Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar, Sabtu (29/10/2016) malam, akhirnya terungkap.

Advertisement

Meski tidak ada korban jiwa, sejumlah fasilitas kereta api rusak. Bangunan lama pos jaga perlintasan jalan KA, sistem sinyal KA, palang pintu, rel, dan lain-lain, rusak akibat benturan keras. Informasi yang dihimpun Solopos.com dari berbagai sumber, sebelum kecelakaan, truk itu mogok saat hendak melintasi rel.

Truk melaju dari barat ke timur menuju Kerjo, Karanganyar. Penyebab mogoknya truk tersebut adalah aspal jalan yang menggelembung di dekat perlintasan KA yang menyangkut bagian belakang truk. Seketika, Bayu Sahara, 22, sopir truk dari Dusun Sukamanah, RT 001/RW 003, Desa Danasari, Kecamatan Cisaga, Ciamis, berupaya memperbaiki. Bahkan, warga di sekitar perlintasan berupaya membantu.

Warga membantu mendongkrak selama 10 menit dan mendorong truk dengan berpelat nomor B 9071 ZJ itu agar menjauh dari rel, namun tak berhasil. Nahas, KA Malabar yang dikemudikan Erwan Widiyanto, 37, mendekat ke lokasi itu dari arah utara. Petugas jaga pintu perlintasan kereta api, Yulianto, 38, yang menerima sinyal dari stasiun kereta api terdekat langsung turun tangan. Baca juga: Sebelum Dihantam KA Malabar, Truk Pengangkut Ekskavator Mogok di Rel.

Advertisement

Petugas asal Dusun Bekonsepur, RT 001/RW 002, Desa Kaliwuluh, Kebakkramat, Karanganyar, berlari keluar pos jaga sejauh 300-500 meter sembari membawa bendera. “Pak Yulianto lari. Dari pos jaga ke utara. Ya lumayan mbak, lari 400 meter lebih. Maksudnya mungkin mau kasih tanda supaya kereta api berhenti karena ada truk mogok di perlintasan,” kata tetangga Yulianto, Drajat, di teras rumahnya, Minggu (30/10/2016).

Saat kejadian, Drajat yang berada di rumahnya (6 meter dari rel) mendengar suara dentuman. Dia melihat truk bermuatan ekskavator terseret hingga beberapa meter di belakang rumah Yulianto yang juga tidak jauh dari pos jaga. Rumah-rumah itu membelakangi rel kereta api.

Bapak satu anak itu tak berada di rumah saat Solopos.com datang. Menurut Drajat, Yulianto tidak kelihatan setelah kejadian semalam, bahkan istri dan anaknya mengungsi ke rumah kerabatnya. Menurut salah satu petugas kereta api yang enggan menyebutkan namanya, Yulianto berupaya memberi tahu masinis untuk menghentikan laju.

Advertisement

“Kalau tidak begitu, tabrakannya bisa lebih parah. Itu masih tabrakan karena efek pengereman. Kereta api tidak bisa langsung berhenti seketika saat direm,” tutur dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif