News
Senin, 16 Mei 2022 - 13:27 WIB

Hepatitis Misterius Menyebar Lewat Udara & Makanan, Ini Saran Kemenkes

Haryono Wahyudiyanto  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi hepatitis akut misterius. (shutterstock.com)

Solopos.com, JAKARTAKementerian Kesehatan (Kemenkes) mendapatkan temuan baru yang menunjukkan penularan penyakit hepatitis akut misterius dapat tersebar melalui udara dan makanan.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, mengatakan hal tersebut lantaran adanya dugaan yang dikuatkan karena beberapa temuan adenovirus pada pasien yang terkena penyakit tersebut.

Advertisement

“Kami menduga penularan dari pada hepatitis akut berat ini diperkirakan dengan dua cara yaitu melalui udara karena ada kecurigaan dengan adanya virus adenovirus. Kemudian virus hepatitis sebagian besar menyebar menularkan melalui makanan fecal oral,” katanya kepada wartawan, Senin (16/5/2022), seperti dikutip Bisnis.

Baca Juga: Penerapan Protokol Kesehatan Cegah Anak Tertular Hepatitis

Oleh sebab itu, Nadia mengimbau agar masyarakat diharapkan selalu memastikan asupan yang dikonsumsi dalam kondisi yang higienis dan memperhatikan kebersihan tangan.

Advertisement

Tidak hanya itu, dia mengatakan untuk mencegah penularannya, masyarakat juga perlu memperketat protokol kesehatan, salah satunya selalu menggunakan masker, apalagi kondisi Covid-19 di Indonesia belum hilang 100 persen.

“Tentunya menerapkan kebersihan dan sanitasi personal dan cuci tangan menggunakan alat makan yang terpisah itu yang harus dipastikan orang tua terhadap anak-anaknya. Kedua adalah menggunakan masker ini juga tetap penting sebagaimana kita tahu pandemi Covid-19 belum berakhir,” kata Nadia.

Baca Juga: Dokter Ingatkan Orang Tua Tak Panik Saat Temukan Gejala Awal Hepatitis

Advertisement

Sebelumnya, Kemenkes melaporkan 18 kasus hepatitis akut misterius yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia.  Pemerintah Indonesia sampai saat ini belum menemukan sumber dari persebaran penyakit tersebut.

Persebaran tertinggi terjadi di DKI Jakarta yakni sebanyak 12 kasus. Dilanjutkan Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bangka Belitung, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur dengan masing-masing satu kasus.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif