Helikopter kepresidenan dipastikan tak akan diadakan dari luar negeri, termasuk Agusta Westland AW101 Merlin yang dinilai kemahalan.
Solopos.com, JAKARTA — Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu menilai helikopter VVIP untuk Presiden dan Wakil Presiden harus diberikan yang terbaik. Alutsista TNI khusus itu bisa didatangkan dari luar negeri atau bisa juga buatan anak bangsa.
“Ya VVIP Presiden dan Wapres harus safe, jangan sampai kita nunggu jantung berdebar-debar, harus safe, yang terbaik lah untuk Presiden,” katanya seusai ratas tentang alutsista di Kantor Presiden Jakarta, Kamis (3/10/2015).
Ia tidak menyebutkan jenis pesawat atau helikopter VVIP yang safe untuk Presiden dan Wapres. Menhan menegaskan bahwa tidak ada salahnya membeli pesawat dari luar negeri asalkan teknologinya lebih canggih dibandingkan buatan dalam negeri.
“Kalau dua-duanya sama, ya milih dalam negeri saja, kecuali luar negeri punya kelebihan, ya kita beli,” jelasnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi tidak menyetujui rencana pembelian helikopter AW101 buatan perusahaan joint venture Italia dan Inggris itu. Alasannya adalah harganya terlalu mahal dalam kondisi keuangan seperti saat ini.
Selain itu, Presiden Jokowi menilai helikopter Super Puma yang biasa digunakan Presiden Jokowi untuk blusukan masih layak digunakan. Presiden juga mendorong penggunaan alutsista buatan anak bangsa. Alhasil pembelian helikopter Agusta Westland AW101 Merlin diurungkan.
Tetapi Menhan berharap ketika kondisi perekonomian membaik didatangkan helikopter sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan. “Kalau ekonomi membaik ya yang terbaik kita beli, walaupun duitnya banyak kita lihat manfaatnya juga, jangan asal beli juga,” jelas Ryamizard.