News
Jumat, 27 Januari 2023 - 21:42 WIB

Heboh Said Aqil Siradj Terima Rp30 J dari Unila, Sekretaris: Itu Uang Transport

Newswire  /  Abu Nadzib  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj. (ist)

Solopos.com, LAMPUNG — Nama mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj disebut dalam kasus suap Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Jalur Mandiri Universitas Lampung.

Nama Said Aqil Siradj muncul dalam berita acara pemeriksaan saksi Mualimin. Dalam catatan di BAP tersebut, Said Aqil Siradj menerima aliran dana Rp30 juta.

Advertisement

Jaksa penuntut umum KPK memperlihatkan BAP itu dalam lanjutan sidang kasus suap Unila, di PN Tanjung Karang, Bandar Lampung, Kamis (26/1/2023) lalu.

Mualimin menyebut uang itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan Said Aqil selama berada di Lampung.

Advertisement

Mualimin menyebut uang itu diberikan untuk memenuhi kebutuhan Said Aqil selama berada di Lampung.

Ketika itu mantan Ketum PBNU tersebut mengisi kegiatan di Unila.

“Ya ngasih aja, kebutuhannya beliau datang ke Lampung, ngisi pengajian,” jawabnya seperti dikutip Solopos.com dari Antara.

Advertisement

Sekretaris Eksekutif Said Aqil Siradj Institute, Abi Rekso menyatakan Said Aqil Siradj menjadi subjek korban dalam praktik korupsi di Unila.

Menurutnya, Kiai Said tidak tahu-menahu terkait aliran tersebut.

“Jika orang datang ceramah kemudian diberikan bisyaroh (pengganti transport) itu biasa. Tidak ada bisyaroh pun, juga biasa,” kata Abi Rekso dalam keterangan diterima di Jakarta, Jumat.

Advertisement

Jadi, kata dia, harus dipahami bahwa motif kehadiran Kiai Said bukan karena amplop namun karena permintaan untuk berdakwah.

Menurut dia, jika membaca hasil berita acara persidangan, jaksa penuntut umum tidak fokus pada map bertuliskan SAS.
Artinya, lanjut Abi, bisa disimpulkan bahwa Kiai Said murni subjek korban.

“Pemberitaan ini murni framing media, kami bisa pahami itu, pegangan publik ada pada hasil persidangan. Jika bicara asas keadilan, baik Kiai SAS atau pun SAS Institute juga dirugikan dengan adanya pemberitaan negatif. Ya namanya juga era keterbukaan informasi, yang penting tetap ada ruang dialog,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif