News
Rabu, 3 Februari 2010 - 13:47 WIB

Hearing DPRD dan ratusan ibu rumah tangga di Pontianak ricuh

Redaksi Solopos.com  /  Indah Septiyaning Wardani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pontianak– Pertemuan antara anggota DPRD Kota Pontianak dan ratusan ibu rumah tangga di ruang rapat dewan Kota Pontianak, Kalimantan Barat berakhir ricuh karena dialog yang berjalan satu jam itu tidak ada kata sepakat.

Dari pantauan, Rabu, ibu rumah tangga mendatangi Gedung DPRD Kota Pontianak Jalan Syarif Abdurrahman mulai pukul 09:30 WIB guna menuntut para wakil rakyat itu agar menyampaikan aspirasi mereka untuk menolak dihapuskannya subsidi minyak tanah oleh pemerintah.

Advertisement

Setelah setengah jam berada di luar gedung, perwakilan ibu-ibu dari Kabupaten Pontianak, Kubu Raya dan Kota Pontianak itu akhirnya diterima berdialog di ruang rapat utama DPRD Kota Pontianak.

Pada saat bersamaan Ketua DPRD Kota Pontianak Hartono Azas mengambil kebijakan dengan mengundang pihak Pertamina Retail Pertamina Rayon VII Kalbar dengan maksud agar aspirasi masyarakat bisa didengar dan bisa diambil kebijakan lain.

Advertisement

Pada saat bersamaan Ketua DPRD Kota Pontianak Hartono Azas mengambil kebijakan dengan mengundang pihak Pertamina Retail Pertamina Rayon VII Kalbar dengan maksud agar aspirasi masyarakat bisa didengar dan bisa diambil kebijakan lain.

Ternyata maksud baik itu, dinilai tidak tepat oleh perwakilan ibu rumah tangga tersebut, dengan meminta pihak pertamina keluar dari ruang pertemuan. Permintaan itu dikabulkan setelah terjadi perdebatan panjang baik antara ibu-ibu maupun anggota DPRD yang menghadiri pertemuan itu.

Setelah itu, pertemuan dilanjutkan dengan penyampaian aspirasi dari perwakilan ibu-ibu rumah tangga yang dipimpin Ketua DPRD Kota Pontianak Hartono Azas.

Advertisement

Mendengar jawaban itu, salah seorang perwakilan masyarakat, Mulyadi mengaku tidak puas sehingga meminta dewan memberikan jawaban yang pasti apakah bisa menyampaikan aspirasi mereka atau tidak. “Kalau aspirasi kami hanya ditampung saja lebih baik kami demo ke Pertamina Kalbar saja,” katanya.

Tanggapan itu dijawab oleh Ketua Komisi A DPRD Kota Pontianak Ardiansyah. Anggota dewan dari Fraksi Demokrat itu menyatakan dalam waktu dekat akan memanggil Pertamina Kalbar untuk mengetahui secara pasti permasalahan kenapa subsidi minyak tanah harus ditarik kalau belum semua warga menikmati gas subsidi.

Ardiansyah belum selesai berbicara, namun dipotong oleh Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Heri Mustamin dari Partai Golongan Karya.

Advertisement

“Interupsi ketua, kalau aspirasi masyarakat sudah ditampung sebaiknya pertemuan ditutup sesuai mekanisme yang ada agar tidak ngelantur,” katanya.

Mendengar itu, Ardiansyah menjadi emosi karena pembicaraannya dipotong, ia lantas menghentakkan tangannya di atas meja. Aksi itu  memicu kericuhan antaranggota DPRD.

Kericuhan sempat terjadi sekira 10 menit dengan adu pendapat dari mereka yang tidak puas.

Advertisement

Sementara itu, perwakilan warga, Mulyadi mengakui merasa tidak puas dengan pertemuan itu, karena belum ada keputusan, wakil rakyat sudah beradu mulut. “Ini wakil rakyat apa tempat preman,” ujarnya.

ant/isw

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif