News
Rabu, 1 Juni 2011 - 07:49 WIB

Hasil uji balistik, Nur Iman tertembak oleh Sigit Qurdowi

Redaksi Solopos.com  /  R. Bambang Aris Sasangka  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta (Solopos.com) – Polisi telah menyelesaikan pemeriksaan uji balistik atas kematian Nur Iman, pedagang wedangan yang ikut tertembak dan tewas saat berlangsungnya aksi penggerebekan tersangka teroris di Grogol, Sukoharjo oleh personel Densus 88.

Hasil pemeriksaan polisi menyimpulkan kematian Nur Iman disebabkan peluru yang berasal dari senjata milik salah seorang tersangka kasus teroris. “Itu peluru dari senjata Sigit Qurdowi,” ujar Kepala Bidang Penerangan Umum Mabes Polri, Kombes Boy Rafli Amar, Selasa (31/5/2011), seperti dikutip tempointeraktif.com. Insiden terjadi saat polisi akan membekuk dua tersangka kasus teroris, Sigit Qurdowi dan Hendro Yunianto di Grogol. Namun, operasi itu tidak berjalan mulus. Kedua tersangka sempat terlibat baku tembak dengan petugas. Malang bagi Nur Iman. Pria yang sehari-hari bekerja sebagai pedagang angkringan itu tewas akibat peluru nyasar.

Advertisement

Berdasarkan hasil pemeriksaan, kata Boy, peluru yang menembus bagian kepala Nur Iman itu identik dengan peluru yang digunakan Sigit saat baku tembak. “Kesimpulan itu diambil setelah saksi ahli memeriksa laras senjata rakitan jenis FN milik Sigit,” ujarnya.

Kesimpulan ini berseberangan dengan hasil pemeriksaan tim Komisi Hak Asasi Manusia. Komnas menilai kematian Nur Iman mustahil disebabkan senjata Sigit karena posisi yang tidak memungkinkan. Namun, kesimpulan itu ditanggapi ringan oleh Boy. “Saya belum tahu jika Komnas menyimpulkan demikian,” katanya.

Sigit merupakan otak aksi teror di Masjid Adz-Zikra, kompleks Mapolresta Cirebon, Jawa Barat. Bom bunuh diri yang dilakukan Muhammad Syarif itu melukai 29 jamaah yang akan menunaikan salat Jumat.

Advertisement

Hasil penyidikan menetapkan 13 orang tersangka. Mereka diciduk di sejumlah tempat seperti di Cirebon, Depok, Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali. Tim Detasemen Khusus Antiteror hingga kini masih memburu lima tersangka lainnya. “Berkas seluruh tersangka diperkirakan selesai dalam sebulan,” ujar Boy.

ono

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif