News
Senin, 19 Februari 2024 - 16:12 WIB

Hasil Riset: Setengah Lebih Siswi SMP di Solo Pernah Alami Kekerasan Psikis

Dhima Wahyu Sejati  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa memberikan motivasi kepada siswa SMPN 9 Solo dalam acara Roadshow Kesehatan Mental di halaman sekolah setempat, Senin (19/2/2024). (Istimewa/Humas Pemkot)

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota Solo akhir-akhir ini gencar melakukan sosialisasi kesehatan mental untuk siswa SMP Negeri di Solo. Tujuannya adalah memberikan kesadaran bahwa prestasi anak di sekolah berbanding lurus dengan kondisi kesehatan mental.

Setiap tahun anak usia SMP selalu mengalami permasalahan kesehatan mental. Biasanya persoalan tersebut bermula dari kekerasan psikis. Kekerasan psikis bisa mengakibatkan ketakutan, hilangnya rasa percaya diri, dan hilangnya kemampuan untuk bertindak.

Advertisement

Pada November 2023, Yayasan Kepedulian untuk Anak (Kakak) melakukan riset dengan mengambil sempel 1.000 siswa dari 10 SMPN di Solo. Hasil riset itu menunjukkan sebanyak separuh lebih siswa atau 66% mengalami kekerasan secara psikis. 

Bentuk kekerasan psikis yang diterima paling banyak adalah mengejek dengan menyebut nama orang tua. Termasuk mengejek dengan menyinggu ras seperti Jawa dan China, lalu diikuti bentakan. Bentuk kekerasan lain adalah dikucilkan, dibanding-bandingkan, dan dipanggil dengan nama binatang.

Advertisement

Bentuk kekerasan psikis yang diterima paling banyak adalah mengejek dengan menyebut nama orang tua. Termasuk mengejek dengan menyinggu ras seperti Jawa dan China, lalu diikuti bentakan. Bentuk kekerasan lain adalah dikucilkan, dibanding-bandingkan, dan dipanggil dengan nama binatang.

Selanjutnya, pelaku kekerasan psikis yang paling banyak dilakukan oleh oleh teman sebanyak 74%, diikuti orang tua sebanyak 19%, guru sebanyak 3%, dan lainnya sebanyak 4%. Kategori lainnya ini meliputi saudara kandung dan tetangga.

Kepala SMP Negeri 9 Solo, Diah Pitaloka Handriani, ketika ditemui Solopos.com, Senin (19/2/2024), mengamini persoalan kekerasan psikis yang berpengaruh langsung terhadap kondisi kesehatan mental anak di sekolah. Biasanya anak yang mengalami masalah kesehatan mental, mengakibatkan prestasi di sekolah ikut menurun.

Advertisement

Dia mengatakan sebetulnya masalah kekerasan psikis dan kesehatan mental di sekolah merupakan akumulasi dari persoalan di rumah. Maka selain peran para guru di sekolah, perlu juga peran aktif orang tua.

“Bahkan banyak sekali, hasil tes intelegensi dan kepribadian, dari situ analisisnya beberapa anak kecenderungan mentalnya agak terganggu. Contohnya iri dengan kakaknya, itu terpengaruh yang berasal dari keluarga. Jadi kita dapati masalah yang ada di sekolah ternyata juga berkorelasi dengan kondisi atau masalah yang ada di rumah,” kata dia.

Dia mengatakan saat ini banyak anak di sekolahnya yang perlu pendampingan. Maka pihaknya sengaja menggandeng Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Solo.

Advertisement

Selain itu pihaknya juga membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK). Tim ini harus ada di setiap sekolah. Hal itu tertuang dalam Peraturan Menteri  Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) No. 46/2023 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKS).  

Melalui Satgas tersebut, harapannya siswa juga bisa berperan aktif sebagai pendidikan teman sebaya, teman cerita, sekaligus menjadi pelopor dan pelapor.

“Harapnya kalau ada teman yang sedang sedih dan dirundung segera ditangani. Nanti dipilih 25 anak,” kata dia.

Advertisement

Sedangkan upaya yang dilakukan oleh Pemkot Solo adalah menggelar roadshow kesehatan mental di sekolah-sekolah Solo. Kepala DP3AP2KB Kota Solo, Purwanti  mengatakan tujuannya membentuk karakter siswa agar saling menyayangi dan mengasihi agar tidak ada kekerasan di tingkat sekolah. 

“Ya secara umum anak-anak masih cukup baik, masih bisa kendalikan. Meskipun memang masih ada beberapa sekolah yang masih ada kasus kekerasan. Harapannya kita roadshow bisa mengurangi angka kekerasan, bullying salah satunya,” kata dia selepas acara Roadshow Kesehatan Mental di SMPN 9 Solo, Senin (19/2/2024).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif