News
Jumat, 11 April 2014 - 09:10 WIB

HASIL QUICK COUNT PEMILU : PDIP Harus Berkoalisi, Ini Hambatan yang akan Dihadapi Jokowi

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - DUKUNG JOKOWI PRESIDEN

Solopos.com, SOLO — Hasil hitung cepat atau quick count Pemilu 2014 membuat peluang partai-partai di luar tiga besar untuk bermain dalam pencapresan semakin besar. Hal ini tak lepas dari perolehan suara beberapa partai seperti PKB dan PAN yang cukup signifikan.

Perolehan suara PDIP versi quick count yang kurang dari 20% membuat jalan Joko Widodo menuju kursi presiden menjadi lebih rumit. Jika hasil akhir perhitungan resmi juga menunjukkan angka yang sama, PDIP tidak mungkin mengusung pasangan capres-cawapres sendiri. Artinya, Jokowi butuh berkoalisi dengan berpasangan bersama calon dari partai lain.

Advertisement

Pengamat politik yang juga mantan Direktur National Democratic Institute, Paul Rowland, menyebut saat ini partai-partai dengan suara kecil bisa menentukan pencapresan. “Mereka bisa menjadi king makers. Menurut saya tidak akan ada aliansi di antara tiga partai peraih suara terbanyak kali ini,” kata Paul Rowland seperti dikutip Bloomberg.com.

Ketidakmampuan PDIP mencapai presidential threshold (25% suara) di Pemilu Legislatif 2014, menurut Rowland, memunculkan berbagai kemungkinan. Posisi tawar partai-partai di luar tiga besar akan menjadi tinggi karena baik PDIP, Golkar, dan Gerindra sudah memiliki capres. Kemungkinan lain adalah partai-partai di luar tiga besar akan berkoalisi dan bisa memunculkan pasangan capres-cawapres sendiri.

Kondisi ini disebut-sebut akan menyulitkan posisi Jokowi. Bahkan seandainya Jokowi menang dalam Pilpres 2014, dia akan menghadapi hambatan berupa terbaginya kekuatan politik di parlemen. Dampaknya, implementasi kebijakannya bisa jadi tidak akan mulus karena harus menghadapi kekuatan partai politik yang beragam seperti yang dihadapinya di DKI Jakarta.

Advertisement

“Jika Widodo menang, dia akan menghadapi parlemen yang bisa menghambat upayanya untuk menjalankan keputusan yang bisa mengubah negara dengan kekuatan ekonomi terbesar di Asia Tenggara ini,” tulis Bloomberg, Jumat (11/4/2014).

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif