News
Minggu, 31 Oktober 2021 - 13:35 WIB

Harta Karun Sriwijaya Diburu Sejak Dulu, Nilainya Fantastis!

Chelin Indra Sushmita  /  Newswire  /  Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Harta karun emas peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Sungai Musi. (Wreckwatch Magazine)

Solopos.com, PALEMBANG — Harta karun peninggalan kerajaan maritim terbesar di Indonesia, Sriwijaya, telah menjadi buruan warga lokal sejak dulu. Berbagai benda peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu memiliki nilai yang fantastis.

Penemuan harta karun itu selalu menjadi perhatian publik. Bahkan belum lama ini media internasional ikut menyoroti penemuan harta karun di Palembang, Sumatra Selatan, oleh nelayan lokal yang bernilai miliaran rupiah.

Advertisement

Berdasarkan fakta tersebut, lokasi penemuan harta karun itu kemungkinan adalah situs Suwarnadwipa atau Pulau Emas Kerajaan Sriwijaya yang selama ini menjadi dongeng di kalangan masyarakat. Di antara harta karun emas yang ditemukan yakni batu permata, cincin upacara emas, koin, dan lonceng perunggu biarawan.

Baca juga: Sungai Musi Ladang Harta Karun Sriwijaya?

Advertisement

Baca juga: Sungai Musi Ladang Harta Karun Sriwijaya?

Dihimpun dari berbagai sumber berdasarkan catatan sejarah, Minggu (31/10/2021), Kerajaan Sriwijaya adalah kerajaan maritim terbesar di Indonesia yang berkembang pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi. Kerajaan ini memiliki armada laut yang besar dan menjadi pengendali jalur laut dari China.

Dikutip dari Okezone, studi tentang Sriwijaya ini merupakan bagian dari publikasi musim gugur setebal 180 halaman majalah Wreckwatch yang berfokus pada China dan Jalur Sutra Maritim. Tidak heran jika banyak harta karun diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya yang ditemukan di Palembang, khususnya di perairan Sungai Musi. Berdasarkan catatan selama lima tahun terakhir harta yang ditemukan itu nilainya mencapai miliaran rupiah.

Advertisement

“Dalam lima tahun terakhir, hal-hal luar biasa telah muncul. Koin dari semua periode, patung emas dan Buddha, permata, segala macam hal yang mungkin Anda baca di Sinbad the Sailor dan mengira itu dibuat-buat. Itu benar-benar nyata,” katanya seperti dikutip Solopos.com dari The Guardian, Minggu (31/10/2021).

Baca juga: Menikmati Indahnya Sungai Musi di Malam Hari

Dia mengatakan penemuan harta karun itu menjadi bukti bahwa Kerajaan Sriwijaya adalah dunia air. Masyarakat di sana dulunya kemungkinan tinggal di sungai dan banyak menghabiskan waktu di perairan. Ketika peradaban berakhir, maka rumah-rumah kayu, istana, kuil, dan segala harta benda mereka tenggelam bersama masyarakat di Sungai Musi.

Advertisement

“Mengambang di atas buaya yang menggigit, para nelayan lokal—manusia laut modern Sumatra—akhirnya membuka rahasia Sriwijaya,” sambung dia.

Penemuan harta karun ini juga membuktikan bahwa di masa lampau Kerajaan Sriwijaya menjadi poros yang mengendalikan Jalan Sutra Maritim.

“Selama lebih dari 300 tahun penguasa Sriwijaya menguasai jalur perdagangan antara Timur Tengah dan kekaisaran China. Sriwijaya menjadi persimpangan internasional untuk produk terbaik zaman itu. Penguasanya mengumpulkan kekayaan legendaris,” kata Kingsley.

Advertisement

Bukti bahwa Sungai Musi menyimpan harta karun diduga peninggalan Sriwijaya dibenarkan oleh cerita Asmadi. Pria yang tinggal di pinggiran Pulau Kemaro, Palembang itu sering menyelami Sungai Musi untuk berburu harta karun.

Baca juga: Emas Harta Karun Sriwijaya Diburu, Pemburu Raup Rp5 Jutaan/Bulan

Pulau Emas Sungai Musi

Dikabarkan Antara, sekitar tahun 1970-an, masyarakat setempat bekerja sebagai nelayan, pencari balok kayu, dan besi tua. Namun, kini banyak dari mereka yang beralih pekerjaan sebagai pemburu harta karun di Sungai Musi.

Masyarakat setempat meyakini dasar Sungai Musi merupakan ladang emas dan tempat terkuburnya harta karun peninggalan Sriwijaya. Ada berbagai cara yang mereka lakukan untuk menemukan harta karun itu, mulai dari menyelam secara tradisional, menggunakan bantuan metal detector, hingga menyedot pasir dari dasar sungai.

Baca juga: Harta Karun Sriwijaya Ditemukan Bukti Ada Pulau Emas di Palembang?

Pasir yang disedot kemudian dilimbang (direndam di dalam air untuk memisahkan pasir dengan benda lainnya, seperti serbuk emas), selanjutnya direndam ke dalam air merkuri. Setiap satu gram emas yang ditemukan itu kemudian dijual ke penadah dan dihargai Rp500.000. Dari penjualan emas itu rata-rata para pemburu harta karun Sriwijaya mendapatkan uang Rp3 juta hingga Rp5 juta per bulan.

Meski demikian, mencari harta karun peninggalan Sriwijaya di Sungai Musi bukan pekerjaan yang mudah dilakukan. Para pemburu harus bertaruh nyawa demi mengumpulkan benda-benda tersebut. Mereka setidaknya harus menyelam ke dasar sungai selama dua jam dengan peralatan sederhana.

Di dasar sungai mereka hanya bisa mengandalkan tangan sebagai mata karena jarak pandang yang tertutup. Arus sungai mengalir deras dan kondisi gelap menjadi tantangan. Para pemburu biasanya meraba-raba dasar sungai yang terkadang melukai jari-jemari. Kendati demikian, hal itu tetap dilakukan demi mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif