Solopos.com, SOLO — Pada 20 Maret 1956, Tunisia Merdeka dari Prancis. Tunisia sebelumnya dikuasai Prancis sejak 1881.
Selain Tunisia yang merdeka, banyak peristiwa bersejarah lain yang terjadi pada 20 Maret.
Peristiwa itu merupakan salah satu dari sekian banyak peristiwa bersejarah yang layak dikenang pada hari ke-79—hari ke-80 dalam tahun kabisat—sesuai sistem Kelender Gregorian, 20 Maret.
Berikut sejumlah peristiwa bersejarah, selain Tunisia merdeka, pada 20 Maret yang dihimpun Solopos.com dari Brainyhistory.com, Thepeoplehistory.com, dan Wikipedia.org, dalam Hari Ini Dalam Sejarah, 20 Maret:
Berikut sejumlah peristiwa bersejarah, selain Tunisia merdeka, pada 20 Maret yang dihimpun Solopos.com dari Brainyhistory.com, Thepeoplehistory.com, dan Wikipedia.org, dalam Hari Ini Dalam Sejarah, 20 Maret:
Henry V resmi menjadi raja Inggris. Selama berkuasa, Henry V berhasil mengalahkan Prancis dalam Pertempuran Agincourt yang lantas membuatnya juga menjadi Raja Prancis.
Pasukan Inggris berhasil mengusir Jepang yang menduduki wilayah Mandalay, Myanmar. Sebelumnya, Jepang telah menduduki Mandalay sejak 1942.
Tunisia memperoleh kemerdekaan penuh dari Prancis dan mendeklarasikan pembentukan negara republik setahun kemudian. Sebelum merdeka, Tunisia dikuasai Prancis sejak 1881.
Trofi kejuaraan sepak bola Piala Dunia dipamerkan di Westminster Hall, London, Inggris sebelum kompetisi yang digelar di Inggris itu dibuka. Dalam ajang Piala Dunia yang digelar di Inggris ini, sang tuan rumah berhasil menjadi juara setelah mengalahkan Jerman Barat di laga final.
Vokalis The Beatles John Lennon menikahi wanita asal Jepang, Yoko Ono. Sebelum menikah dengan Yoko Ono, John pernah menikah dengan Cynthia Powell, namun bercerai pada 1968.
Fernando Jose Torres Sanz atau yang lebih dikenal dengan Fernando Torres lahir di Madrid, Spanyol. Ia dikenal sebagai bintang sepak bola yang pernah bermain untuk klub besar seperti Atletico Madrid, Liverpool, dan Chelsea.
Namibia memproklamasikan kemerdekaannya dari Afrika Selatan. Sebelumnya, Afrika Selatan memegang kontrol penuh atas negara tersebut selama 75 tahun.
Pasukan Amerika Serikat (AS) tiba di Irak untuk memulai Operasi Kebebasan Irak. Pasukan AS datang ke Irak bersama pasukan dari tiga negara lain, yakni Inggris, Australia, dan Polandia. Pada saat itu juga, pasukan AS membombardir Kota Baghdad dengan rudal.
Lebih dari 150 tentara Chad tewas ditembaki para anggota kelompok pemberontak. Kelompok pemberontak tersebut menginginkan Presiden Chad, Idriss Debby, untuk segera mundur dari jabatannya.