News
Jumat, 20 Agustus 2021 - 22:07 WIB

Harga Anjlok, Pemerintah Optimistis Porang jadi Komoditas Menjanjikan

Abdul Jalil  /  Abu Nadhif  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Presiden Jokowi bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo saat meninjau pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun, Kamis (19/8/2021). (Istimewa/Pemkab Madiun)

Solopos.com, MADIUN — Harga umbi porang dari petani mengalami penurunan yang sangat signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Harga umbi porang per kilogram saat ini hanya Rp7.000, padahal sebelumnya bisa mencapai Rp12.000.

Advertisement

Terkait penurunan harga porang ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku tidak mengetahui kondisi tersebut.

Menurutnya, penurunan harga tersebut hanya faktor supply dan demand saja.

Advertisement

Menurutnya, penurunan harga tersebut hanya faktor supply dan demand saja.

Baca Juga: Perusahaan di Madiun Bikin Beras Porang yang Diklaim Lebih Sehat, Harganya yang Bikin Dompet Tak Sehat 

“Saya tidak sampai di sana [penurunan harga] dulu ya. Yang penting ini menghasilkan. Satu hektarenya menjanjikan hasil yang sangat besar,” kata dia saat ditanya wartawan terkait penurunan harga umbi porang seusai mengunjungi pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun, Kamis (19/8/2021).

Advertisement

Sangat Terbuka

“Kan masih ada negara lain yang bisa terima kita, Jepang itu sangat terbuka dengan kita,” kata SYL saat menjawab isu terkait China menutup ekspor porang dari Indonesia.

Mentan menegaskan budidaya porang di Indonesia saat ini berkembang pesat. Dari sebelumnya hanya sekitar 19.000 hektare, kini menjadi sekitar 50.000 hektare lahan yang telah ditanami porang.

“Kita berharap harga porang bagus banget. Tetapi kami tidak boleh bergantung pada ekspor. Oleh karena itu, perlu melakukan end product atau produksi akhir harus dilakukan di Indonesia,” jelas dia.

Advertisement

Produk Akhir

Sesuai arahan Presiden, kata dia, umbi porang tidak boleh dijual ke luar negeri. Tetapi umbi porang harus diproses dan diolah terlebih dahulu. Sehingga saat diekspor sudah dalam bentuk produk akhir, seperti tepung maupun beras porang.

“Kita tahu beras porang harganya mahal banget. Terutama yang diimpor dari Jepang. Shiratake, itu mahal banget, di aats Rp200.000 per kilogram dan presiden berharap pasti bisa dilakukan,” kata mentan.

Baca Juga: Panen, Petani Porang di Wonogiri Untung Lebih dari Rp50 Juta 

Advertisement

Untuk saat ini, PT Asia Prima Konjac yang merupakan pabrik pengolahan porang di Kabupaten Madiun akan mengembangkan produknya dari chips dan tepung menjadi beras porang. Dia berharap perusahaan tersebut tahun depan bisa menghasilkan beras porang.

“Beras ini memang beras yang dibutuhkan untuk mencukupi kebutuhan nutrisi kita. Karena itu bebas kalori, karbonya rendah, gulanya rendah, sangat sehat dikonsumsi terutama bagi yang sakit,” jelas SYL.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif