News
Selasa, 11 Desember 2012 - 15:56 WIB

Harga Mahal, Pedagang Bakso Jateng Pilih Impor Daging Dari Australia

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Dwi Prasetya)

SEMARANG — Mahalnya harga daging sapi lokal, membuat para pedagang bakso tergabung dalam Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso) Jateng, mengimpor daging sapi dari Australia.

Advertisement

Ketua Apmiso Jateng, Lasiman, mengatakan langkah impor daging sapi terpaksa ditempuh untuk menyelamatkan usaha para pedagang bakso yang jumlahnya mencapai 30.000 orang.

“Mulai hari ini, kami telah mendatangkan impor daging sapi dari Australia sebanyak 2,7 ton,” katanya kepada wartawan di Semarang, Selasa (11/12/2012).

Advertisement

“Mulai hari ini, kami telah mendatangkan impor daging sapi dari Australia sebanyak 2,7 ton,” katanya kepada wartawan di Semarang, Selasa (11/12/2012).

Langkah mengimpor daging sapi ini, lanjut dia, merupakan solusi supaya usaha para pedagang bakso di Jateng tak kolaps, menyusul mahalnya harga daging lokal. Sebab sejak harga daging sapi lokal melambung sampai Rp85.000 per kilogram pada tiga bulan terakhir, menyebabkan pedagang bakso mengalami kerugian.

“Saat ini dengan harga satu mangkuk bakso antara Rp7.000 sampai Rp8.000 pedagang sudah rugi. Mau menaikkan harganya, khawatir ditinggalkan pelanggan,” bebernya.

Advertisement

Harga daging sapi impor Rp60.000 per kilogram, jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi lokal.
Di samping itu, rasa daging sapi impor juga lebih enak dibandingkan daging sapi lokal.

“Impor daging saping dari Australia ini melalui pengurus pusat Apmiso di Jakarta. Setiap pekan kami akan mendapatkan jatah antara 2,7 ton sampai 3 ton daging sapi,” ungkapnya.

Menurut dia, jatah itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pedagang bakso di Kota Semarang saja.

Advertisement

Padahal beberapa pedagang bakso di daerah lainnya, seperti Solo, Purwodadi juga menginginkan mendapatkan jatah daging sapi impor.

”Kebutuhan daging sapi impor untuk bahan bakso di Jateng sebanyak 60 ton per pekan. Kami akan meminta tambahan kuota impor kepada Menteri Perdagangan,” ujarnya.

Meski menggunakan daging sapi impor, lanjut Lasiman, pedagang bakso tetap mencampur dengan daging sapi lokal.

Advertisement

”Jadi bahan bakso 50 persen menggunakan daging impor 50 persen daging lokal,” imbuhnya.

Dia menambahkan, pihaknya akan menghentikan impor daging sapi kalau nantinya harga daging sapi lokal kembali normal yakni Rp60.000 per kilogram.

”Kami sebenarnya lebih mencintai produk dalam negeri, tapi karena harganya mahal, terpaksa impor,” tandasnya.

Sementara, dalam kesempatan sama Ketua Apmiso Kota Semarang, Edi Suwarno, menyatakan permasalahan mahalnya harga daging sapi lokal telah dilaporkan kepada Gubernur Jateng, tapi tak ada langkah solusi.

”Gubernur menjawab tak bisa mengendalikan harga pasar. Kami pun terpaksa mengimpor daging sapi, supaya sekitar 3.000 pedagang bakso anggota kami bisa tetap bertahan,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif