News
Minggu, 21 Februari 2010 - 19:49 WIB

Harga beras melambung, Gubernur larang OP

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Semarang (Espos)–Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng menilai belum perlu dilakukan operasi pasar (OP) beras, meski harga komoditas tersebut di pasar terus mengalami kenaikan.
Di Pasar Kota Semarang harga beras medium seperti C4 super dan mentik telah mencapai Rp 7.300 kg.
Menurut Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Bibit Waluyo melambungnya harga beras di pasar akibat ulah spekulan pedagang beras yang tak bertanggung jawab. “Tak perlu ada OP beras, dari peninjauan saya di daerah-daerah terjadi surplus beras, jadi tak terjadi kelangkaan,” katanya di Semarang, Minggu (21/2).
Bila ada bupati/walikota meminta kepada Pemprov melakukan OP beras, sambung Bibit, pihaknya akan menolak serta memerintahkan agar segera menyalurkan beras untuk rakyat miskin (Raskin). “Kalau dilakukan OP beras, nantinya malah harga menjadi jatuh merugikan petani,” tandasnya.
Gubernur menambahkan guna melindungi petani pada panen raya padi telah dikeluarkan Inpres No 7 Tahun 2009 tentang penetapan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010.
HPP untuk gabah kering panen (GKP) dalam negeri kualitas kadar air maksimum 25% dan kadar hampa kotoran maksimum 10% senilai Rp 2.640 per kg. Sedang untuk pembelian gabah kering giling (GKG) senilai Rp 2.685 per kg.
Sementara harga beras di Kota Semarang dalam sepekan terakhir terus melambung, harga beras medium C4 super dan mentik yang semula Rp 6.800/ kg naik menjadi Rp 7.300/kg.
“Harga beras terus mengalami kenaikan semula hanya Rp 5.600/kg kemudian naik menjadi Rp 6.800/kg, sekarang Rp 7.300/kg,” ujar Ny Yuni warga Semarang.

oto

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Beras Op
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif