News
Rabu, 2 Maret 2016 - 10:35 WIB

HARGA BBM TURUN : Omzet Pengusaha Diprediksi Naik 10%

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pelayanan pembelian bensin untuk kendaraan roda empat di SPBU Pertamina. (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)

Harga BBM turun diprediksi akan berdampak positif terhadap pendapatan pengusaha.

Solopos.com, SOLO—Pertamina menurunkan harga bahan bakar khusus (BBK) atau bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi mulai Selasa (1/3/2016). Penurunan harga ini dinilai akan meningkatkan omzet penjualan BBK karena disparitas atau perbedaan harga BBM subsidi dan nonsubsidi semakin kecil.

Advertisement

Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Soloraya, B. Sulistyo, mengatakan penurunan harga BBM nonsubsidi selalu diikuti kenaikan omzet pengusaha. Hal ini karena biasanya konsumen akan beralih dari BBM subsidi ke BBM nonsubsidi. Meski begitu, dia mengatakan kenaikan penjualan ini biasanya baru akan terlihat tiga hari setelah penurunan harga.

“Kenaikan omzet penjualan ini kemungkinan sekitar 5%-10% dari sebelumnya. Memang tidak terlalu banyak karena BBM nonsubsidi ini sebelumnya sudah turun beberapa beberapa kali,” ungkap Sulistyo kepada solopos.com, Selasa.

Advertisement

“Kenaikan omzet penjualan ini kemungkinan sekitar 5%-10% dari sebelumnya. Memang tidak terlalu banyak karena BBM nonsubsidi ini sebelumnya sudah turun beberapa beberapa kali,” ungkap Sulistyo kepada solopos.com, Selasa.

Dia mengatakan melihat tren harga minyak dunia, harga BBM masih ada kemungkinan turun. Oleh karena itu, pihaknya berharap Pertaminan maupun pemerintah bisa menginformasikan sebelum hari H supaya pengusaha tidak banyak merugi.

Direktur Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sekarpace, Joko Supeno, mengatakan pemberitahuan penurunan harga BBM nonsubsidi ini terjadi pada Selasa dini hari. Meski begitu, dia mengatakan setiap awal bulan dan pertengahan bulan selalu mengantisipasi dengan tidak menyetok banyak.

Advertisement

External Relation PT Pertamina MOR IV Jawa Tengah-DIY, Reno Fri Daryanto, mengatakan harga BB< nonsubsidi di Jateng-DIY adalah Rp7.500/liter untuk pertalite, pertamax Rp8.050/liter, pertamax plus menjadi Rp8.950/liter, pertamina dex Rp8.900/liter, dan solar nonsubsidi Rp7.650/liter. Sementara, harga premium dan bio solar bersubsidi tetap Rp7.050/liter dan Rp7.500/liter.

“Premium dan solar subsidi enggak ada perubahan. Penurunan hanya berlaku untuk BBM nonsubsidi karena perubahan ini menjadi domain Pertamina. Oleh karena itu, saat ini disparitas harga [BBM subsidi dan BBM nonsubsidi] kecil,” kata dia.

Dia berharap dengan penurunan harga dan disparitas harga kecil, akan ada perpindahan konsumen dari BBM subsidi ke BBM nonsubsidi. Hal itu juga akan lebih bagus untuk korporasi dari sisi keuntungan.

Advertisement

“Kita berharap masyarakat pakai BBK yang performanya lebih bagus. Kendaraan-kendaraan jenis baru ada minimal RON [kualitas bahan bakar] yang disarankan,” papar dia.

Marketing Branch Manager Pertamina Area DIY dan Surakarta, Dody Prasetya, pernah mengatakan dari data yang dimiliki besaran konsumsi harian selama Januari 2016 di wilayah DIY untuk pertalite 76 KL/hari, pertamax 175 KL/hari, pertamina dex 4 KL/hari, pertamax plus 2 KL/hari. Sementara itu, konsumsi rata-rata premium dan solar untuk Januari 2016 adalah 1.366 KL dan 335 KL.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif