News
Senin, 15 Oktober 2012 - 05:39 WIB

Happy Face Killer: Metode Penyiksaan Hewan (Bagian IV)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa foto Keith Hunter Jesperson setelah ditangkap. (google)

“Aku merasa sangat berkuasa. Aku berkata padanya, dia akan mati dan perlahan I then told her she was going to die and slowly mencekiknya.”

-Keith Hunter Jesperson, menggambarkan detil kejahatannya.

Advertisement

Beberapa foto Keith Hunter Jesperson setelah ditangkap. (google)

Naluri membunuh telah ada dalam diri Jesperson sejak kanak-kanak, saat mulai sering menyendiri di sela-sela amukan sabuk ayahnya atau kala bersembunyi dari ejekan anak lain. Jesperson memukuli hingga mencekik hewan-hewan dan mendapatkan kesenangan saat melihat hewan-hewan itu mati.

Advertisement

Naluri membunuh telah ada dalam diri Jesperson sejak kanak-kanak, saat mulai sering menyendiri di sela-sela amukan sabuk ayahnya atau kala bersembunyi dari ejekan anak lain. Jesperson memukuli hingga mencekik hewan-hewan dan mendapatkan kesenangan saat melihat hewan-hewan itu mati.

Bahkan di usia mudanya, Jesperson dua kali melakukan percobaan pembunuhan. Pada usia sekitar 10 tahun, dia berteman dengan seorang anak bernama Martin. Menurutnya, dia sering menanggung hukuman berkali-kali atas hal-hal yang dilakukan Martin.

Hal itu pada akhirnya membuatnya menyerang Martin sedemikian kerasnya. Bahkan saat dipisahkan ayahnya, Jesperson menyatakan niatnya untuk membunuh anak itu.

Advertisement

Serangan itu dibalasnya saat mereka berenang di sebuah kolam umum. Jesperson mencoba membunuh anak lelaki itu dengan memegangi kepalanya di bawah air, hingga seorang penjaga memergoki dan menarik mereka keluar dari air.

Saat akhirnya kembali ke profesinya sebagai sopir truk pada usia 35 tahun, Jesperson segera menyadari pekerjaannya itu memberinya kesempatan untuk membunuh tanpa diduga.

Gadis yang bernasib sial dengan menjadi korban pertamanya adalah Bennett. Mayat Bennett yang dibuang, baru ditemukan beberapa hari kemudian oleh seorang pejalan kaki, tanpa ada tersangka dan petunjuk.

Advertisement

Kali pertama Bennett bahkan diidentifikasi sebagai Jane Doe. Kabar kematian Bennett tak menjadi berita utama media lokal. Berita pertamanya bahkan hanya berupa berita pendek terdiri atas beberapa paragraf tentang penemuan dan kondisi mayatnya.

Namun, tak butuh waktu lama untuk menentukan identitas aslinya. Karena polisi tak memiliki tersangka dalam kasus itu, untuk sementara Jesperson bebas berkeliaran dalam usahanya mencari korban lainnya.

Metode yang digunakan Jesperson dalam membunuh Bennett, sama seperti saat membunuh hewan-hewan di masa kecilnya. Hal serupa dilakukannya terhadap korban-korban berikutnya.

Advertisement

Satu hal yang membuatnya tak terima, pembunuhannya atas Bennett diakui orang lain. Hal itu membuatnya kesal karena tak mendapat perhatian sebagai “pembunuh sebenarnya”. (Bersambung Bagian V)

Dari berbagai sumber

Bagian III

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif