News
Jumat, 12 Oktober 2012 - 13:29 WIB

Happy Face Killer: Korban pertama (Bagian I)

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Taunja Bennet (murderpedia.com)

Taunja Bennet (murderpedia.com)

Pada Selasa malam, 23 Januari 1990, Taunja Bennett, memutuskan untuk pergi keluar untuk minum-minum. Gadis berusia 23 tahun itu juga berharap bisa nongkrong bareng beberapa teman-temannya.

Advertisement

Malam itu cuaca sedang dingin, khas awal tahun di Portland, Oregon, Amerika Serikat (AS). Setelah menyambar tas dan payung, Bennett naik ke mobil dan melaju menuju Tavern B&I di Portland sisi tenggara, salah satu tempat kesukaannya untuk menghabiskan waktu.

Setelah tiba di kafe favoritnya, Bennett cukup lama menghabiskan waktu untuk memilih minuman. Namun akhirnya dia memutuskan memesan bir dan dilanjutkan anggur dingin.

Advertisement

Setelah tiba di kafe favoritnya, Bennett cukup lama menghabiskan waktu untuk memilih minuman. Namun akhirnya dia memutuskan memesan bir dan dilanjutkan anggur dingin.

Seiring malam yang semakin larut, Bennett kembali memesan dua minuman. Bennet yang digambarkan keluarga dan teman-temannya sebagai gadis yang sedikit terbelakang itu mulai terlihat mabuk.

Pada awalnya, Bennett tak memperhatikan sesosok pria kekar bertampang keras yang duduk di bar. Menurut pengakuan sejumlah pengunjung kafe di kemudian hari, pria itu semula tampak tak terlalu mempedulikan sekeliling, termasuk Bennett yang mulai mabuk.

Advertisement

Tanpa menaruh prasangka, Bennett menerima tawaran baik hati itu. Satu hal yang tak disadarinya, hal itu adalah awal dari serangkaian peristiwa yang akan mengakhiri hidupnya di usia muda.

Nama pria kekar berwajah keras itu adalah Keith Hunter Jesperson. Namun mungkin Bennett mengenalnya hanya sebagai Keith atau bahkan mungkin sebutan lain yang sangat berbeda.

Jesperson dikenal menggunakan sejumlah alias, seringkali bervariasi. Namun, nama alias apa pun tak akan mampu menyembunyikan tampilan sangarnya.

Advertisement

Layaknya tokoh kartun Hulk, Jesperson bersosok tinggi besar. Malam itu, sebagai seorang pria berusia 35 tahun dengan tinggi sekitar dua meter dan berbobot sekitar 120 kilogram, Jesperson langsung menarik perhatian Bennett.

Bennett yang sangat gampang berteman dan percaya pada semua orang, belum benar-benar belajar mengenai betapa beberapa orang bisa melakukan hal-hal keji yang mengerikan. Pengalaman mengerikan apa yang menunggu Bennett? (Bersambung Bagian II)

Dari berbagai sumber

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif