News
Minggu, 6 Desember 2015 - 09:20 WIB

HAK ASASI MANUSIA : Curhat Istri Wiji Tukul, HAM Memang Harus Diperjuangkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana Talkshow Pekan HAM FIS UNY bertajuk "Martabat Kemanusiaan dan Integritas Bangsa" di Aula Ki Hadjar Dewantara, Sabtu (5/12/2015). (JIBI/Harian Jogja/Joko Nugroho)

Hak asasi manusia di Indonesia harus diperjuangkan

Harianjogja.com, SLEMAN — Memperingati pekan Hak Asasi Manusia (HAM) 2015, Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta (FIS UNY) menggelar acara talkshow bertajuk “Martabat Kemanusiaan dan Integritas Bangsa” di Aula Ki Hadjar Dewantara, Sabtu (5/12/2015). (Baca : HAK ASASI MANUSIA : Begini Upaya Pemerintah Selesaikan Kasus Pelanggaran HAM)

Advertisement

Ketua Talkshow Pekan Hak Asasi Manusia FIS UNY, Achmad Siddiq Asad mengatakan acara ini berlangsung untuk umum dan diikuti 170 peserta. Mereka mengundang beberapa nara sumber, salah satunya istri Wiji Thukul, Siti Dyah Sujirah atau biasa disapa Sipon.

“Kami mengundang istri Wiji Thukul ini untuk mengingatkan bahwa pernah ada pelanggaran HAM. Bukan hanya pelanggaran HAM pada Wiji Thukul tapi banyak pelanggaran HAM lainnya yang di terima Bu Siti,” kata Siddiq disela-sela acara.

Selain istri Wiji Tukul, masih ada dosen Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum UNY, Sunarso dan Perwakilan Pusat HAM UII, Tri Guntur Narwaya. Dua pembicara ini lebih mengungkap soal pelanggaran HAM yang terus saja berulang di Indonesia. Seolah pemerintah tidak pernah bercermin pada kasus masa lalu.

Advertisement

“Tujuannya acara ini ingin mengupas kasus HAM di Indonesia. Sebab kami menganggap pemerintah tidak menangani dengan tuntas semua kasus ini dan sifatnya bertele-tele. Kami juga ingin memberikan ingatan bahwa kasus pelanggaran HAM selalu berulang,” kata Siddiq.

Sipon sendiri memang berbicara soal pelanggaran HAM yang terjadi pada keluarganya. Meninggal atau hilangnya suaminya hingga kini juga belum tuntas ditangani. Masih banyak pekerjaan rumah pemerintah tentang penuntasan kasus HAM di Indonesia.

“Awalnya saat memperjuangkan hak saya ada kalanya ingin berhenti. Namun karena dorongan yang kuat, saya terus saja berjuang. Dan semua itu tidak akan berhenti, sebab perjuangan bukan hanya untuk diri saya, keluarga saya namun untuk semua orang,” kata Sipon.

Advertisement

Sipon mengaku pernah harus bertemu dengan Joko Widodo yang saat itu masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Dia mengatakan pada walikota bahwa perlu adanya rumusan dan tempat singgah bagi warga yang tinggal di bantaran kali.

“Saya datangi walikota, waktu itu masih Pak Jokowi. Hasilnya, ada perhatian dari pemerintah. Ada beberapa yang direlokasi ada yang dipinjami tanah. HAM itu memang harus diperjuangkan,” jelas Sipon.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif