News
Selasa, 22 September 2015 - 00:45 WIB

HAJI 2015 : Rawan Tertular Penyakit, Jemaah Diminta Waspadai Pisau Cukur

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi mencukur rambut setelah haji (Kemenag.go.id)

Haji 2015 rawan terkena penyakit dengan perantara pisau cukur.

Solopos.com, MEKAH – Kementerian Kesehatan Arab Saudi memperingatkan kepada jemaah haji mengenai bahaya alat untuk tahalul atau bercukur rambut pascahaji. Jemaah haji dari seluruh negara yang kini sudah berada di Mekah diminta menggunakan pisau cukur sekali pakai. Penggunaan alat cukur bersama-sama dikhawatirkan bisa menularkan penyakit melalui percampuran darah dari luka kulit.

Advertisement

Agar terhindar dari penularan penyakit tersebut, jemaah haji diimbau memilih barber shop yang legal yang menerapkan standar operasional kesehatan yang ketat. “Lihat-lihat dulu  barber shop-nya sebelum bertahalul. Kalau mereka mengganti pisau cukurnya setiap digunakan untuk satu orang jemaah, pilihlah yang itu. Itu sudah pasti legal,” kata dokter pelaksana tugas di Balai Pengobatan Haji Indonesia (BPHI) Iwan Yusuf kepada Media Center Haji (MCH), di Mekah, Arab Saudi, Minggu (20/9/2015).

Iwan yang juga konselor pada Perhimpunan Konselor VCT HIV Indonesia (PKVHI) Provinsi Gorontalo melanjutkan, usai berhaji, jemaah akan mudah menjumpai tukang cukur ilegal yang menjual jasa untuk tahalul. Biasanya, mereka berada di pinggir-pinggir jalan tanpa tempat khusus membuka praktik usahanya. Bertahalul dengan bantuan jasa mereka sangat berisiko lantaran pisau cukur yang digunakan tidak memperhatikan aspek kesehatan (higienis).

“Sering sekali satu pisau cukur digunakan berulang-ulang untuk ratusan jemaah,” katanya, seperti dilansir situs Kemenag.go.id, Senin (21/9/2015).

Advertisement

Orang yang mengidap penyakit HIV/AIDS, hepatitis, dan penyakit kulit menular seperti kusta, bisa menularkan penyakit mereka melalui darah. Darah dari orang berpenyakit tersebut akan menempel di pisau cukur untuk tahalul, kemudian pisau cukur itu digunakan jemaah haji lainnya untuk bertahalul. Jemaah kedua yang menggunakan pisau cukur mengandung bakteri/virus penyakit itu kemudian juga terluka. Akhirnya, darah dari jemaah yang berpenyakit pun masuk melalui luka jemaah kedua pengguna pisau cukur tahalul yang sama.

“Ada bakteri penyebab penyakitnya, media pembawa, dan ada pintu masuknya yang akhirnya penyakit menular. Kan kita  enggak pernah tahu saat digunakan itu pisau bisa melukai jaringan kulit kita,” kata Iwan.

Karena itu, Iwan pun mengingatkan, jemaah haji tidak boleh menyepelekan penggunaan pisau cukur tahalul bersama-sama. Apalagi, jemaah tidak bisa melihat penyakit yang diidap seseorang hanya berdasarkan penampakan kondisi orang lain secara kasat mata. “Jadi lebih baik bawa saja pisau cukur tahalus sendiri dan buang setelah menggunakannya,” ujar Iwan

Advertisement

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif