News
Rabu, 9 September 2015 - 17:45 WIB

HAJI 2015 : Loloskan Barang Tak Lazim, PPIH Keluhkan Pemeriksaan di Bandara Madinah

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemeriksaan barang jemaah calon haji (Kemenag.go.id)

Haji 2015 oleh PPIH mengeluhkan proses pemeriksaan barang bawaaan jemaah calhaj.

Solopos.com, JEDAH – Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengeluhkan proses pemeriksaan barang bawaan jemaah calon haji di bandara embarkasi. Bahkan, masih ada beberapa jemaah calhaj yang kedapatan membawa barang-barang tidak lazim.

Advertisement

Pemeriksaan barang di bandara keberangkatan juga dinilai tidak cermat lantaran banyak barang bawaan jemaah haji yang tertahan di bandara kedatangan. Kepala Seksi Perlindungan Jemaah Daerah Kerja Bandara Jedah-Madinah AKBP Jajang Hasan Basri mengatakan, keluhan atas pemeriksaan barang di bandara embarkasi mengemuka saat evaluasi kedatangan jemaah haji Tanah Air gelombang pertama.

Sampai hari terakhir kedatangan di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdul Azis (AMAA) Madinah, masih ada jemaah calhaj yang kedapatan membawa barang-barang tidak lazim. “Di sini kan pemeriksaannya ketat, petugas imigrasi dan petugas bandara tentu dengan mudah menahan barang-barang bawaah jemaah yang dicurigai,” kata Jajang di Jedah, Arab Saudi, Selasa (8/9/2015).

Dia melanjutkan, sebagian calon jemaah haji masih nekat membawa barang yang dianggap tidak lazim di dalam tas koper besar. Akibatnya, barang mereka pun tak bisa lolos keluar bandara. Di antara barang tak lazim yang dibawa jemaah adalah batu-batu kecil, beras dan mi instan dalam jumlah banyak, serta batu sekepalan tangan.

Advertisement

“Saya juga heran untuk apa batu sebesar itu dibawa ke sini. Anehnya, barang-barang tersebut bisa lolos dalam pemeriksaan embarkasi maupun bandara pemberangkatan di Indonesia,” ujar Jajang sebagaimana dilansir situs resmi Kemenag.go.id, Rabu (9/9/2015).

Selain itu, Jajang melanjutkan, ada juga jemaah calon haji yang kedapatan membawa obat dalam jumlah yang banyak. Bahkan, seorang jemaah asal Makassar, Sulawesi Selatan, membawa satu tas besar berisi 6.000 butir obat tanpa surat keterangan medis.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif