News
Rabu, 24 September 2014 - 17:00 WIB

GUNUNG SLAMET SIAGA : Radius Bahaya Gunung Slamet Tetap 4 Km

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gunung Slamet (JIBI/Solopos/Antara)

Solopos.com, PURWOKERTO — Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Surono, mengatakan bahwa radius Gunung Slamet, Jawa Tengah, masih sejauh 4 km meskipun dalam beberapa hari terakhir tidak teramati melontarkan lava pijar.

“Hingga saat ini, status Gunung Slamet masih tetap Siaga, sehingga masyarakat tidak boleh beraktivitas dalam radius empat kilometer dari puncak. Bagi masyarakat yang bermukim di luar radius bahaya tersebut, agar tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa,” katanya saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (24/9/2014), seperti dilaporkan Antara.

Advertisement

Menurut dia, hingga saat ini aktivitas kegempaan Gunung Slamet masih tinggi meskipun secara visual hanya teramati embusan asap putih setinggi 50-300 meter dari puncak. Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa hal itu diketahui berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Pos Pengamatan Gunung Api Slamet, Desa Gambuhan, Kecamatan Pulosari, Pemalang.

Dalam pengamatan yang dilakukan pada hari Selasa (23/9/2014), pukul 18.00-00.00 WIB, secara visual Gunung Slamet tertutup kabut, sedangkan secara seismik terekam enam kali gempa tremor dan 75 kali gempa embusan.

Sementara pada Rabu pukul 00.00-06.00 WIB, secara visual Gunung Slamet teramati menghembuskan asap putih sedang setinggi 50-100 meter dari puncak, sedangkan secara seismik terekam satu kali gempa tremor harmonik dan 67 kali gempa embusan.

Advertisement

Saat ditanya kemungkinan Gunung Slamet kembali erupsi seperti pekan sebelumnya meskipun aktivitasnya sempat cenderung menurun dalam beberapa hari, dia mengatakan bahwa kemungkinan tersebut tetap bisa terjadi karena Gunung Slamet masih berstatus Siaga. “Bisa saja ya,” katanya.

Gunung Slamet yang meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Pemalang, Tegal, dan Brebes, mengalami erupsi pada tanggal 17-18 September 2014 meskipun dalam beberapa hari sebelumnya, aktivitas gunung tertinggi di Jawa Tengah itu cenderung menurun, baik secara visual maupun seismik.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif