News
Rabu, 5 Februari 2014 - 10:11 WIB

GUNUNG SINABUNG MELETUS : Korban Tewas Akibat Awan Panas Sinabung Bertambah

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dampak Gunung Sinabung meletus (JIBI/dok)

Solopos.com, MEDAN–Korban tewas akibat sapuan awan panas Gunung Sinabung bertambah menjadi 16 orang setelah meninggalnya Doni Sembiring,70, yang sempat dirawat di Rumah Sakit Efarina Etaham di Kabanjahe, Kabupaten Karo.

Dalam pesan singkat yang diterima di Medan, Rabu, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, Doni Sembiring meninggal dunia pada Rabu sekitar pukul 03.00 WIB di RS Efarina Etaham.

Advertisement

Berdasarkan keterangan dari pihak RS Efarina Etaham, daya tahan korban menurun akibat mengalami luka bakar hingga 45 persen disertai adanya komplikasi penyakit paru-paru, diabetes, dan kerusakan ginjal.

Dengan meninggalnya Doni Sembiring, korban yang tewas akibat terpaan awan panas yang keluar dari erupsi Gunung Sinabung pada Sabtu (1/2/2014) tersebut menjadi 16 orang.

Sebanyak 15 korban meninggal sebelumnya, adalah Alexander Sembiring,17, Daud Surbakti,17, Diva Nusantara, David Brahmana,17, Mahal Surbakti,25, Rizal Saputra,32, Teken Sembiring,47, Santun Siregar,22, Fitriani Boru Napitupulu,19, Asran Lubis,21, Marudut Brisnu Sihite,25, Daniel Siagian, Tomas Lakae,27, Zulfian Dimuri,21, dan Surya Sembiring,24.

Advertisement

Seorang korban terpaan awan panas Sinabung, bernama Sehat Sembiring,48, hingga saat ini masih menjalani perawatan intensif di RS Efarina Etaham.

Menurut Sutopo, tim SAR akan terus melakukan pencarian dan evakuasi terhadap korban awan panas yang kemungkinan masih ada di Desa Sukameriah dalam radius 3 kilometer dari puncak Gunung Sinabung.

Tim tersebut melibatkan ahli dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang merekomendasikan potensi ancaman awan panas di lokasi pencarian korban.

Advertisement

Rekomendasi potensi ancaman awan panas tersebut, diperlukan karena pengerahan tim SAR gabungan itu menerapkan prinsip safety first atau mendahulukan keselamatan.

Pada Selasa (4/2/2014), proses pencarian korban tidak dapat dilaksanakan karena sekitar pukul 08.00 WIB, telah terjadi dua kali erupsi yang mengakibatkan hujan abu vulkanik hingga kawasan Kabanjahe, termasuk posko utama dan posko nasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif