Solopos.com, BOYOLALI—Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja, Subandrio menjelaskan letusan Gunung Merapi, Senin (18/11/2013), hanya aktivitas sesaat.
Subandrio menerangkan letusan tersebut merupakan aktivitas sesaat. Dia mengaku telah mengevaluasi singkat peristiwa itu. “Sementara sudah evaluasi singkat, kesimpulan kami [Merapi] masih normal saja,” tegasnya.
Lebih jauh, Subandrio menyebut terdapat tekanan kuat yang memicu semburan material ke udara. Seperti diterangkannya sebelumnya, Subandrio kembali mengatakan curah hujan tinggi memicu aktivitas permukaan.
“Membawa kerikil-kerikil kecil karena terdapat tekanan kuat. Tapi material lama bukan magma baru, sekali lagi bukan aktivitas vulkanik,” tandasnya.
Sementara Camat Musuk, Boyolali, Totok Eko Y.P. mengonfirmasi warga sempat panik. Sebab, suara gemuruh disertai kepulan asap ke udara dirasakan dan dilihat langsung warga di sana.
“Orang menyebut wedus gembel, sempat panik memang tadi pagi. Wedus gembel yang dimaksud kepulan asap ke udara bukan menyusur dinding gunung,” terangnya.
Meskipun demikian, lanjut dia, imbas hujan material di Musuk lebih ringan dibanding yang terjadi di Boyolali Kota dan beberapa kecamatan lain, seperti Mojosongo, Teras dan Banyudono.