News
Minggu, 6 Juni 2010 - 17:13 WIB

Golkar dinilai cuma bikin sensasi

Redaksi Solopos.com  /  Anik Sulistyawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Jakarta--Munculnya gagasan tentang perlunya anggaran untuk masing-masing anggota DPR sebesar Rp 15 miliar dianggap semakin menunjukkan arogansi anggota DPR. Golkar yang mewacanakan hal ini dinilai hanya berupaya mencari sensasi dan popularitas dari masyarakat konstituennya.

“Golkar hanya mencari sensasi dan popularitas saja. Dana Rp 15 miliar ini dikemas seolah-olah demi kepentingan masyarakat, padahal jelas ada kepentingan DPR,” kata Peneliti Bidang Politik Indonesia Corruption Watch (ICH) Abdullah Dahlan dalam jumpa pers di Kantor ICW, Minggu (6/6).

Advertisement

Turut hadir dalam jumpa pers tersebut sejumlah elemen LSM, antara lain, Transparency International Indonesia (TII) dan Indonesia Budget Center (IBC).

Abdullah menganggap, alokasi dana semacam ini merupakan bentuk pembajakan anggota DPR untuk melakukan fungsi eksekutif. “DPR bukan lembaga eksekutif, ketika dana ini didistribusikan, akan sulit dikontrol. Ini adalah pola pembajakan DPR yang mau populis, tapi menggunakan anggaran negara,” terangnya.

Seharusnya, menurut Abdullah, jika anggota DPR serius ingin memperjuangkan dapilnya maka prosesnya adalah dengan terus konsisten berjuang melalui fungsi legislatifnya.

Advertisement

“Mereka yang harusnya tahu kebutuhan daerah, itu yang harus diperjuangkan. Bukan dengan menerjemahkan versi DPR sendiri,” tegasnya.

Pendapat senada disampaikan peneliti IBC Hari Yulianto. Dia mengatakan, anggota Dewan tentu memahami aspirasi masyarakat di masing-masing dapilnya, tetapi realisasi dari kebijakannya tidak mesti dengan adanya gelontoran dana langsung kepada anggota Dewan.

“Harus dengan pembuatan kebijakan. Eksekusi programnya tetap harus dijalankan oleh pemerintah,” tandasnya.

Advertisement


kompas.com

Advertisement
Kata Kunci : DPR Golkar
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif