News
Sabtu, 11 Mei 2013 - 16:16 WIB

GERINDRA : Hentikan Teroristainment!

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Fadli Zon (JIBI/dok)

Fadli Zon

JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menegaskan Densus 88 Mabes Polri tak perlu menyuguhkan teroristainment kepada masyarakat dalam menangkap terduga teroris seperti yang terjadi Rabu (8/5/2013) lalu.

Advertisement

“Kita patut apresiasi kerja Densus 88, namun di sisi lain operasi berdurasi panjang patut dievaluasi dan diaudit. Kenapa begitu lama? Sudahkah sesuai prosedur? Apakah memang bisa diliput secara langsung oleh media,” kata Fadli Zon dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (11/5/2013).

Fadli mengatakan, operasi didukung aparat cukup banyak, yaitu 18 orang tim Densus 88 dibantu tim Polda Jabar dan Polres Bandung. Operasi itu seharusnya bisa lebih singkat karena jumlah terduga teroris jauh lebih sedikit dan minim perlawanan.

Advertisement

Fadli mengatakan, operasi didukung aparat cukup banyak, yaitu 18 orang tim Densus 88 dibantu tim Polda Jabar dan Polres Bandung. Operasi itu seharusnya bisa lebih singkat karena jumlah terduga teroris jauh lebih sedikit dan minim perlawanan.

“Peluru royal sekali berhamburan tapi terlihat satu arah. Apakah memang ada baku tembak?,” ujarnya.

Dia mengatakan, operasi terbuka dan panjang seperti ini, bisa memicu radikalisme baru atau dendam lebih hebat dari kerabat dekat, apalagi kalau diyakini belum tentu mereka benar-benar teroris hanya berstatus terduga.

Advertisement

“Misalnya seperti terjadi kesalahan pemukulan terhadap warga, dalam operasi penangkapan teroris di Karanganyar 2012 lalu,” katanya.

Fadli menekankan bahwa pemberantasan terorisme harus diiringi pencegahan sistemik, seperti kemiskinan dan ketidakadilan merupakan kunci utama kenapa benih radikal teroris masih mudah bermunculan.

Selain itu, menurut dia, upaya balas dendam terhadap tindakan aparat yang represif, bisa juga menjadi alasan munculnya kembali aktivitas radikal teroris.

Advertisement

“Tokoh-tokoh agama perlu dilibatkan agar ada persuasi. Jangan ulang kesalahan kekerasan di Guantanamo dan Abu Ghuraib,” tegasnya.

Sebelumnya, Densus 88 Antiteror Mabes Polri menangkap 20 orang terduga teroris di sejumlah lokasi sejak Rabu (8/5/2013), tujuh di antaranya ditembak mati. Lokasi tersebut antara lain Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung, Batang, Kendal serta terakhir di Kebumen.

Polri merilis ketujuh terduga teroris yang tewas tersebut adalah Abu Roban, Bastari, Toni, Bayu alias Ucup, Budi alias Angga, Junet alias Encek dan Sarame.

Advertisement

Para terduga teroris yang ditangkap di Jakarta dalam keadaan hidup, yakni Faisal alias Boim, Endang, Agung, Agus Widharto dan Iman. Sedangkan yang ditangkap di Kendal, yakni Puryanto dan Iwan.

Terduga teroris yang ditangkap di Kebumen, yakni Farel, Wagiono, Slamet dan Budi. Kemudian terduga teroris yang ditangkap di Bandung, yakni William Maksum alias Acum alias Dadan dan Haris Fauzi alias Jablud.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif