News
Minggu, 15 September 2019 - 11:30 WIB

Gerilyawan Houthi Diklaim Dalangi Kebakaran di Pabrik Minyak Saudi Aramco

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, RIYADH – Pemerintah Arab Saudi menegaskan kebakaran di dua pabrik minyak milik Saudi Aramco sudah berhasil dikendalikan, menyusul serangan drone terhadap kedua fasilitas tersebut, Sabtu (14/9/2019).

Sebelumnya diberitakan bahwa ada serangan drone terhadap fasilitas milik perusahaan minyak Arab Saudi tersebut di dua provinsi kerajaan di Timur Tengah itu, tapi belum disebutkan siapa yang bertanggung jawab.

Advertisement

Namun, juru bicara militer Houthi kemudian menyampaikan pernyataan terkait serangan itu dan pimpinan pasukan elit Iran Quds Force juga memberikan apresiasi terhadap para gerilyawan Houthi.

Reuters melansir Sabtu (14/9/2019), juru bicara kelompok gerilyawan Houthi mengatakan bahwa kedua serangan itu mengenai kilang minyak di Provinsi Abqaiq dan Provinsi Khurais, yang masing-masing berjarak lebih dari 1.000 kilometer (km) dari Sanaa, ibu kota Yaman. Kelompok Houthi juga menyatakan bakal melanjutkan serangan ke Arab Saudi.

Advertisement

Reuters melansir Sabtu (14/9/2019), juru bicara kelompok gerilyawan Houthi mengatakan bahwa kedua serangan itu mengenai kilang minyak di Provinsi Abqaiq dan Provinsi Khurais, yang masing-masing berjarak lebih dari 1.000 kilometer (km) dari Sanaa, ibu kota Yaman. Kelompok Houthi juga menyatakan bakal melanjutkan serangan ke Arab Saudi.

Sementara itu, Kepala Quds Force Qassem Soleimani mengapresiasi gerilyawan Houthi atas perlawanan mereka. Hal itu disampaikannya melalui akun Twitter resminya, bersama dengan tagar Aramco.

Adapun Pemerintah Arab Saudi hanya menyatakan bahwa api akibat kebakaran yang disebabkan serangan drone sudah berhasil dikendalikan. Namun, tidak disebutkan sumber drone itu dan hanya disampaikan bahwa penyelidikan sedang berlangsung.

Advertisement

Meski demikian, televisi milik pemerintah mengklaim bahwa ekspor akan tetap berlanjut. Otoritas setempat mengklaim tidak ada korban jiwa dalam dua serangan tersebut.

Abqaiq berjarak 60 km dari kantor pusat Aramco di Dhahran. Kilang minyak itu mengolah minyak mentah dari lapangan minyak raksasak Ghawar dan menyalurkannya untuk pasar ekspor melalui terminal Ras Tanura–fasilitas pemuatan minyak lepas pantai terbesar dunia–dan Juaymah. 

Sementara itu, Khurasi berlokasi 190 km dari Dhahran, dan memiliki lapangan minyak terbesar kedua di Arab Saudi.

Advertisement

Serangan ini terjadi di tengah rencana Aramco untuk melepas sahamnya ke publik. Kabar terakhir menyatakan bahwa perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Arab Saudi itu telah menyewa jasa sembilan bank global untuk membantu proses Initial Public Offering (IPO) dan sudah bertemu para bankir di Dubai pada pekan ini, untuk mempercepat listing.

Riyadh memimpin koalisi militer Muslim Sunni terhadap serangan ke Yaman melawan kelompok Houthi pada 2015. Arab Saudi juga menuding Iran mempersenjatai kelompok Houthi, yang kemudian dibantah oleh Teheran.

Perang Yaman dipandang sebagai perang proxy antara Arab Saudi dan Iran. Hingga kini, perang tersebut telah memakan puluhan ribu korban jiwa dan menimbulkan ancaman kelaparan di negara itu.

Advertisement

Tensi di kawasan tersebut meningkat setelah AS memutuskan keluar dari perjanjian nuklir damai dengan Iran pada 2018 dan kembali menerapkan sanksi ekonomi atas negara tersebut. 

Serangan drone di Timur Tengah mulai terjadi setidaknya pada pertengahan tahun ini, seiring dengan meningkatnya tensi. Pada Juni-Juli 2019, ada beberapa kapal tanker di Teluk Arab yang diserang dan Arab Saudi serta AS menuding Iran sebagai dalangnya. 

Saat itu, AS juga mengklaim telah menembak jatuh drone milik Iran di Selat Hormuz, dekat Oman. 

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif