News
Senin, 7 Maret 2016 - 15:38 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Perbedaan Salat Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Foto Ilustrasi. Ist/google image

Gerhana Matahari Total disyariatkan untuk menggelar salat pada waktu tertentu.

Solopos.com, SOLO – Gerhana Matahari Total (GMT) bakal terjadi pada Rabu (9/3/2016). Bagi umat Islam, disyariatkan untuk menggelar salat saat terjadi gerhana semacam ini.

Advertisement

Bagi umat Islam, salat saat gerhana terjadi adalah kewajiban yang disyariatkan dalam Alquran surat Fushshilat ayat 37. Ayat ini meskipun tidak menyebutkan perintah secara eksplisit, namun mengandung makna yang jelas untuk menggelar salat dan menyembah Allah. Ayat ini adalah dasar utama dalam mengerjakan salat.

Dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad, disebutkan,” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.”

Advertisement

Dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad, disebutkan,” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.”

“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at,” demikian bunyi hadis riwayat Muslim, nomer 901.

Salat dua gerhana atau salat kusufain berarti salat dua gerhana atau salat yang dilakukan saat terjadi gerhana bulan maupun matahari. Salat yang dilakukan saat gerhana bulan disebut dengan salat khusuf; sedangkan saat gerhana matahari disebut dengan salat kusuf.

Advertisement

Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari.

Selain itu, perbedaan lain dari salat gerhana menurut sejumlah ulama adalah niatnya. “Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa,” untuk Gerhana Bulan dan ??Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa,” untuk Gerhana Matahari.

Selain itu ada pula ulama yang menyebut tidak ada bacaan spesifik untuk niat salat gerhana.

Advertisement

Perbedaan lain adalah masalah waktu. Imam an-Nawawi dalam Raudlat at-Thalibin bab II halaman 86 mengatakan waktu salat gerhana berakhir dengan lepasnya seluruh piringan matahari dari gerhana. Jika baru sebagian yang lepas dari gerhana, maka orang yang belum melakukan salat gerhana dapat mengerjakan salat untuk gerhana yang tersisa seperti kalau gerhana hanya sebagian saja.

Dari keterangan ini, maka, salat gerhana matahari tentu dilakukan pada waktu pagi hingga senja sedangkan gerhana bulan pada waktu sebaliknya.

 

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif