News
Senin, 7 Maret 2016 - 15:30 WIB

GERHANA MATAHARI TOTAL : Ini Waktu, Tata Cara, dan Bacaan Salat Gerhana

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Salat (Dok/JIBI/Solopos)

Gerhana Matahari Total disyariatkan untuk menggelar salat pada waktu tertentu.

Solopos.com, SOLO – Gerhana Matahari Total (GMT) bakal terjadi pada Rabu (9/3/2016). Bagi umat Islam, disyariatkan untuk menggelar salat saat terjadi gerhana semacam ini.

Advertisement

Bagi umat Islam, salat saat gerhana terjadi adalah kewajiban yang disyariatkan dalam Alquran surat Fushshilat ayat 37. Ayat ini meskipun tidak menyebutkan perintah secara eksplisit, namun mengandung makna yang jelas untuk menggelar salat dan menyembah Allah. Ayat ini adalah dasar utama dalam mengerjakan salat.

Dalam hadis sahih yang diriwayatkan Bukhari, Muslim dan Ahmad, disebutkan,” Sesungguhnya matahari dan bulan adalah sebuah tanda dari tanda-tanda Allah SWT. Keduanya tidak menjadi gerhana disebabkan kematian seseorang atau kelahirannya. Bila kalian mendapati gerhana, maka lakukanlah shalat dan berdoalah hingga selesai fenomena itu.”

“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at,” demikian bunyi hadis riwayat Muslim, nomer 901.

Advertisement

Tata Cara Salat

Dikutip dari Al-Fiqhul Islami wa Adillatuhu oleh Dr. Wahbah Az-Zuhaili jilid 2, salat gerhana dalam bahasa arab sering disebut dengan istilah khusuf dan juga kusuf sekaligus. Secara bahasa, kedua istilah itu sebenarnya punya makna yang sama. Salat gerhana matahari dan gerhana bulan sama-sama disebut dengan kusuf dan juga khusuf sekaligus.

Namun masyhur juga di kalangan ulama penggunaan istilah khusuf untuk gerhana bulan dan kusuf untuk gerhana matahari.

Tata cara pengerjaan salat gerhana tidak jauh berbeda dengan salat sunah lain. Salat diawali dengan niat baik dilafalkan maupun tidak. Sejumlah literatur menyebut tidak ada tuntunan khusus bagaimana melafalkan niat salat gerhana.

Advertisement

Sebuah artikel yang ditulis berdasarkan keterangan Redaktur Babur Rahmah, Ustaz Ahmad Hasan menyebut ada bacaan khusus untuk memantapkan niat salat gerhana.

“Ushallii Sunnatal Khusuufil-Qomari Rak’ataini Lillahi Ta’alaa,” untuk Gerhana Bulan dan “Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa,” untuk Gerhana Matahari.

Setelah berniat maka dapat memulai dengan takbiratul ihram, membaca doa iftitah dan ta’awudz kemudian mengawali dengan fatihah. Setelah itu membaca surat-surat panjang dengan di-jaher-kan (disuarakan dengan lantang, bukan lirih).

Setelah itu dilanjutkan dengan rukuk dan iktidal. Setelah iktidal tidak langsung sujud namun membaca Al Fatihah dan surat panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

Advertisement

Setelah itu kemudian rukuk kembali (rukuk kedua) yang panjangnya lebih pendek dari rukuk sebelumnya. Kemudian bangkit dari rukuk atau iktidal lantas sujud yang panjangnya sebagaimana rukuk.

Setelah itu dilanjutkan duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali. Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan rakaat kedua sebagaimana rakaat pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

Setelah selesai maka bertasyahud dan salam. Tata cara ini berdasarkan Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1: 438 yang dikutip dari sejumlah laman konsultasi hukum Islam.

Sedangkan laman ensiklopedia bebas, Wikipedia, memuat tata cara salat yang lebih ringkas. Wikipedia mengurai 9 poin. Poin pokoknya adalah salat gerhana dilakukan berjamaah sebanyak dua rakaat, setiap rakaat terdiri dari dua kali ruku dan dua kali sujud dan setelah rukuk pertama dari setiap rakaat membaca Surah Al-Fatihah kembali

Advertisement

“Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surah kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua,” urai laman itu.

Setelah salat disunahkan untuk berkhutbah.

Menurut Habib Munzir bin Fuad Al Musawwa, panduan singkat mengenai salat gerhana caranya adalah ada tiga cara. Pertama yang termudah adalah dengan dua rakaat sebagaimana salat subuh.

Kedua, salat gerhana terdiri dari dua rakaat, dan setiap rakaat adalah dengan dua rukuk dan dua kali berdiri, urutannya adalah: Takbiratul ihram, lalu Qiyam, fatihah, surah, rukuk, lalu berdiri lagi, membaca Surah Al-Fatihah, rukuk, lalu iktidal, lalu sujud, duduk sujud, lalu bangkit ke rakaat kedua dengan hal yang sama.

Selanjutnya, dua rakaat, namun dipanjangkan, lalu diakhiri dengan dua khutbah selepas salat.

Waktu Salat

Advertisement

Imam an-Nawawi dalam Raudlat at-Thalibin bab II halaman 86 mengatakan waktu salat gerhana berakhir dengan lepasnya seluruh piringan matahari dari gerhana. Jika baru sebagian yang lepas dari gerhana, maka orang yang belum melakukan salat gerhana dapat mengerjakan salat untuk gerhana yang tersisa seperti kalau gerhana hanya sebagian saja.

Sedangkan Ibn Qudhmah menegaskan waktu salat gerhana itu adalah sejak mulai kusuf hingga berakhirnya. Jika waktu itu terlewatkan, maka tidak ada kada (qadha) karena diriwayatkan dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, Apabila kamu melihat hal itu, maka berdoalah kepada Allah dan kerjakan shalat sampai matahari itu terang (selesai gerhana).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif