News
Sabtu, 14 November 2020 - 19:29 WIB

Gercep, Jokowi akan Kirim Tim Khusus Untuk Bahas Rencana Investasi Tesla

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - CEO Tesla Motors, Elon Musk. (Carscoops.com)

Solopos.com, JAKARTA -- Pemerintah gerak cepat (gercep) untuk merealisasikan keinginan Tesla membuka pabriknya di Indonesia. Presiden Joko Widodo (Jokowi) dikabarkan akan mengirim tim khusus untuk bertemu dengan pimpinan perusahaan mobil listrik ternama asal Amerika Serikat tersebut.

Tim itu akan bertugas melakukan pembicaraan tentang peluang Indonesia sebagai produsen baterai kendaraan listrik terbesar di dunia. Demikian dikutip dari Auto.com, bagian dari The Economic Times, India Times.

Advertisement

Dari media itu disebutkan bahwa Jokowi mengatakan perjalanan menemui pembesar Tesla akan menjadi bagian dari promosi Indonesia tentang Undang-Undang Cipta Kerja Omnibus Law yang baru disahkan. Di mana salah satu isinya adalah menyederhanakan aturan berbisnis di Indonesia.

BKPM Pastikan Tesla Bangun Pabrik di Indonesia, Pusat Risetnya di India

"Minggu depan kami akan mengirimkan tim besar ke Amerika dan Jepang, untuk mempromosikan Omnibus Law," papar Preiden Joko Widodo.

Advertisement

Pemberangkatan ini dilakukan setelah Jokowi memberikan selamat kepada Presiden terpilih Amerika Serikat, Joe Biden, atas kemenangannya beberapa saat lalu. Presiden berharap pemerintahan mantan wakil presiden Negeri Paman Sam di masa Presiden Barack Obama ini akan mempromosikan stabilitas dan perdamaian dunia.

Sebagai ketua rombongan adalah Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi atau Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan.

"Ini sangat penting karena kita punya rencana untuk menjadikan Indonesia penghasil baterai lithium terbesar dan kita punya (cadangan) nikel terbesar," jelas Jokowi.

Advertisement

Tesla Bakal Bangun Pabrik di Jateng, Indonesia Jadi Produsen Baterai Lithium Terbesar di Dunia?

Dalam wawancara terpisah, Menko Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, akan mengadakan pertemuan dengan Bank Dunia dan pengelola dana Amerika Serikat untuk membahas Omnibus Law dan proyek lingkungan Indonesia.

Ia menolak berkomentar secara khusus tentang rencana pertemuan dengan Tesla. Tetapi mengatakan bahwa "ada peluang yang sangat bagus" bila ada perusahaan ingin berinvestasi dalam pengolahan nikel Indonesia untuk memangkas biaya produksi dengan dekatnya lokasi dari sumber material.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif