News
Sabtu, 6 Februari 2016 - 21:00 WIB

GERAKAN RADIKAL : Mendikbud: Ponpes Bukan Lahan Subur Radikalisme

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Anies Baswedan saat masih menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), di Bantul, DI. Yogyakarta, Senin (04/05/2015). (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Gerakan radikal dinilai bisa ditangkis dengan kemampuan kritis.

Solopos.com, JAKARTA – Masyarakat diminta mengembangkan kemampuan kritis untuk menangkal paham-paham radikal.

Advertisement

“Jadi pikiran-pikiran yang menyimpang menyimpang tentu dihadapinya dengan kemampuan kritis. Kalau mempunyai kemampuan kritis ketika ada pemikiran yang tidak masuk akal apapun itu mentah langsung,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan pada seminar nasional tentang Pendidikan Islam di Jakarta, Sabtu (6/2/2016).

Mendikbud menegaskan tidak benar jika ada pemikiran pondok pesantren (ponpes) sebagai lahan subur radikalisme.

Pakar pendidikan Fasli Jalal menambahkan cara lembaga pendidikan Islam untuk membentengi diri agar tidak masuk paham-paham radikal dengan perlu ada keterbukaan.

Advertisement

“Sebenarnya ini esensi psikologi manusia. Anak-anak ini apa lagi dimasa puber memang ingin mencoba sesuatu yang berbeda,” kata Fasli.

Jadi semakin anak terbuka menghadapi tantangan kehidupan maka semakin terbuka ia untuk menerima informasi dan mendiskusikan, maka akan semakin tahan anak tersebut terhadap pengaruh negatif.

“Tapi kalau dia dicekoki dengan satu lini atau dogmatis lalu datang pengaruh baru yang atraktif yang sepertinya rasional dia langsung tunduk dan menjadi orang paling depan dan kalau perlu dia bawa bom di badannya,” ucap dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif