News
Minggu, 12 Juli 2020 - 08:00 WIB

Gemuruh hingga Tanaman Layu, Ini 5 Tanda Erupsi Merapi

Chelin Indra Sushmita  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kolom asap akibat erupsi Merapi yang terpantau di Desa Tlogolele, Selo, Boyolali, Minggu (21/6/2020). (Istimewa/Sekdes Tlogolele)

Solopos.com, SOLO – Erupsi Merapi merupakan salah satu bencana alam yang mengancam masyarakat di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Sejumlah fenomena alam biasanya terjadi sebagai tanda erupsi Merapi.

Seperti diketahui saat ini kondisi Gunung Merapi mengalami penggembungan sekitar 0,5 cm per hari. Hal ini terjadi sejak erupsi pada 21 Juni 2020 lalu.

Advertisement

Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melalui akun Instagram resminya, @bpptkg, menegaskan Merapi kini berada pada level waspada.

Laporan itu disampaikan secara tertulis dan diunggah BPPTKG pada Jumat (10/7/2020). BBPTKG juga menyampaikan potensi bahaya berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik Merapi.

Advertisement

Laporan itu disampaikan secara tertulis dan diunggah BPPTKG pada Jumat (10/7/2020). BBPTKG juga menyampaikan potensi bahaya berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik Merapi.

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi

Meskipun kondisi kubah lava relatif stabil, masyarakat diimbau tetap memerhatikan informasi resmi terkait aktivitas Gunung Merapi. Baik melalui posko pengamatan terdekat, radio komunikasi, website, dan media sosial BBPTKG.

Advertisement

Para pakar vulkanologi juga menyebut peristiwa alam itu terjadi bukan tanpa alasan atau hanya kebetulan semata. Disarikan dari berbagai sumber, Sabtu (11/7/2020), berikut tanda-tanda Merapi akan mengalami erupsi:

3 Resep Menu Vegetarian Lezat Mirip Olahan Daging

Suhu di kawah lebih hangat

Aliran magma yang mengalir di dalam kawah Gunung Merapi mengubah suhu menjadi lebih hangat. Suhu tertinggi pun akan dirasakan oleh penduduk yang berada di lereng gunung.

Advertisement

Hal ini terjadi akibat jarak antara magma panas dan permukaan Bumi yang berdekatan dan dapat memengaruhi lapisan tanah sehingga terjadi kenaikan suhu di sekitarnya.

Kisah Rehan, ABK Asal Wonogiri yang Bergerak dengan Badan Tengkurap

Binatang hutan turun ke desa

Kenaikan suhu di permukaan tanah mengakibatkan hewan-hewan yang berada di sekitar gunung merasa tidak nyaman. Hewan-hewan itu biasanya akan mengalir menuruni gunung.

Mereka akan ke tempat-tempat yang terasa dingin seperti lereng atau kaki gunung, tempat penduduk bermukim. Hal ini juga diyakini sebagai tanda Merapi bakal mengalami erupsi.

Advertisement

Kisah Suroto Magelang, 10 Tahun Kurung Diri di Kamar Sejak Erupsi Merapi Tak Pernah Mandi

Sumber air mengering

Sumber air yang mengering terjadi akibat panasnya lapisan tanah ketika magma bergerak ke perut Bumi. Air akan menguap dengan sangat cepat.

Tanaman layu

Sebelum terjadi letusan, tanaman di sekitar gunung biasanya mendadak layu. Kondisi panas dari dalam Bumi memengaruhi kondisi tanaman.

Kondisi tanah yang terlalu panas ini menyebabkan akar layu, bahkan membuat tanaman mati. Tanda alam ini biasa ditemukan di pegunungan sekitar gunung berapi seperti Merapi saat erupsi.

Gunung Merapi Menggembung Sejak 22 Juni 2020, Ini Penyebabnya

Suara gemuruh

Suara gemuruh dari dalam gunung berapi akan lebih sering muncul apabila akan terjadi letusan. Suara ini biasanya terjadi pada malam hari, bahkan mencapai puluhan kali sebelum erupsi.

Masyarakat perlu mewaspadai fenomena ini. Sebab, pada saat itu gunung akan mengalami peningkatan aktivitas magma di dalam perut bumi. (Widiyantoro/JIBI/Solopos.com)

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif