News
Sabtu, 11 Februari 2023 - 17:23 WIB

Gempa Dahsyat Turki-Suriah, Butuh Dana hingga Rp75 Triliun untuk Pemulihan

Nancy Junita  /  Rudi Hartono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi seusai gempa bumi berkekuatan magnitudo 7,8 mengguncang Turki, Senin (6/2/2023) lalu. (Istimewa/Twitter)

Solopos.com, JAKARTA–Korban meningal dunia akibat gempa bumi di Turki dan Suriah bertambah menjadi lebih dari 23.000 orang.

Butuh dana sekitar US$3 miliar hingga US$5 miliar untuk rehabilitasi bangunan yang rusak. Nilai itu setara Rp15 triliun hingga Rp75 trilun (asumsi kurs Rp15.000).

Advertisement

Dikutip dari Bisnis.com yang melansir Bloomberg, Sabtu (11/2/2023), jumlah korban meninggal dunia di Turki dan Suriah bertambah menjadi 23.425 orang menurut pejabat Turki dan Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (HAM) yang menggunakan jaringan aktivis di lapangan.

Puluhan ribu orang masih hilang. Menurut Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, jumlah yang terluka di Turki lebih dari 77.000 orang.

Berikut update gempa Turki dan Suriah pada Jumat (10/2/2023) waktu setempat:

Advertisement

1. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan respons awal negara itu telah diperlambat oleh fakta bahwa personel darurat dan keluarga mereka sendiri terjebak di bawah bangunan yang runtuh.

2. BoFA memperkirakan biaya pembangunan kembali di Turki bisa antara US$3 miliar danUS $5 miliar atau mungkin lebih.

3. Korban meninggal di Turki dan Suriah melampaui 23.000 dengan puluhan ribu warga masih hilang. Lebih dari 86.000 telah dievakuasi dari daerah gempa.

4.Regulator perbankan Turki BDDK mengatakan rasio pembayaran kartu kredit bulanan minimum akan diturunkan menjadi 20% untuk semua yang terkena dampak di zona gempa. Rasio yang harus dibayar berdasarkan batas kartu kredit setinggi 40% sebelum keputusan.

Advertisement

Bank akan membuat keputusan sendiri mengenai kartu yang ditutup untuk digunakan karena gagal membayar jumlah minimum yang diperlukan. Mereka akan dapat mendorong kembali pembayaran kartu, termasuk jumlah minimum. Keputusan tersebut akan berlaku hingga 1 Januari 2024.

5. Pengiriman bantuan kepada para korban Suriah terhambat oleh pertikaian antara kekuatan-kekuatan yang bersaing dalam perang selama lebih dari satu dekade di negara itu.

Sementara pasokan telah mengalir ke daerah-daerah yang rusak berat di Turki. Di Suriah daerah-daerah yang diserang sebagian besar dikendalikan oleh pasukan anti-pemerintah yang telah diperangi oleh Presiden Bashar al Assad sejak 2011.

Hal itu telah meningkatkan ketegangan atas pemberian bantuan yang telah melibatkan Turki, Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Eropa di tengah sanksi internasional yang sudah berlangsung lama terhadap Assad dan pemerintahannya atas kekejaman yang dilakukan sejak awal konflik.

Advertisement

Kondisi itu membuat negara itu meninggalkan korban gempa sebagai pion dalam perjuangan yang lebih luas atas negara Timur Tengah itu.

6. Sebuah kaus bertanda tangan bintang sepak bola Lionel Messi sedang dilelang untuk memberi manfaat bagi para korban gempa, kata Anadolu Agency milik pemerintah Turki.

7. Jumlah jenazah di Turki Selatan sangat banyak, sehingga kuburan ditandai dengan angka, bukan nama saat pihak berwenang mempercepat penguburan.

Di Provinsi Hatay, jenazah diangkut ke permakaman gempa setelah diperiksa di rumah sakit setempat. Jika identifikasi tidak dapat dilakukan, mereka dimakamkan setelah sampel DNA, sidik jari dan foto diambil.

Advertisement

8. Sangat sulit untuk menghitung total biaya pada saat ini, tetapi perkiraan biaya rekonstruksi bangunan yang runtuh dan rusak di Turki berkisar US$3 miliar hingga US$5 miliar. Itu kata ekonom Bank of America Turki Zumrut Imamoglu dalam sebuah catatan.

“Setidaknya dibutuhkan US$2 miliar-US$3 miliar lagi untuk mendukung orang-orang yang terkena dampak,” menurut laporan tersebut.

“Ada banyak biaya lain yang terkait dengan bencana seperti perbaikan energi dan jaringan transportasi, aktivitas bisnis yang hancur, peningkatan NPL dan biaya kemanusiaan lainnya,” ulas laporan itu.

9. Pihak berwenang Turki menahan kontraktor bangunan yang runtuh di Provinsi Hatay yang diduga saat dia berusaha melarikan diri dari negara tersebut. Itu menurut laporan situs berita Haberturk.

10. Erdogan menghadapi kemarahan atas kualitas bangunan. Erdogan mencatat kesulitan pengiriman tim tanggapan langsung ke zona gempa, dan menyoroti tingkat kehancuran yang sangat besar.

Kritikus mengatakan penundaan oleh pemerintah dalam mengirim derek dan alat berat lainnya untuk mengangkat lempengan beton melewatkan kesempatan kritis untuk menyelamatkan orang.

Advertisement

Para ahli khawatir puluhan ribu orang lagi terkubur di bawah reruntuhan yang berarti jumlah korban jiwa kemungkinan akan terus meningkat.

11. Pemerintah Turki sedang mempersiapkan program pembangunan pascagempa yang luas dan akan membutuhkan bantuan bangsa dan negara lain. Itu kata Presiden Erdogan.

Negara bagian akan menanggung sewa selama satu tahun untuk orang-orang yang terkena dampak gempa yang tidak ingin tinggal di tenda.

Sebelumnya, Reuters malaporkan pada Kamis (9/2/2023), kedinginan dan kelaparan membayangi para korban gempa. Sebab, ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal. Gempa dahsyat yang mengguncang Turki dan Suriah dengan kekuatan magnitudo 7,8 pada Senin (6/2/2023) berlangsung pada musim dingin.

Jumlah korban gempa kali ini melampuai korban jiwa akibat gempa dengan kekuatan yang sama di bagian barat laut Turki pada 1999. Ketika itu, korban jiwa tercatat lebih dari 17.000 orang.

Sementara itu, konvoi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pertama yang membawa bantuan untuk warga Suriah melintasi perbatasan dari Turki, tiga hari sejak gempa terjadi.

Di Provinsi Idlib Suriah, Munira Mohammad, ibu empat anak yang melarikan diri dari Aleppo setelah gempa, buka suara. “Semua anak-anak di sini. Kami membutuhkan pemanas dan perbekalan. Tadi malam kami tidak bisa tidur karena sangat dingin,” kata dia.

Ratusan ribu orang di kedua negara kehilangan tempat tinggal di tengah musim dingin. Banyak yang berkemah di tempat penampungan darurat di tempat parkir supermarket, masjid, pinggir jalan atau di tengah reruntuhan, seringkali sangat membutuhkan makanan, air, dan panas.

Di sebuah pom bensin dekat Kota Kemalpasa di Turki, orang-orang memilah-milah kardus berisi pakaian yang disumbangkan.

Di kota pelabuhan Iskenderun, wartawan Reuters melihat orang berkerumun di sekitar api unggun di pinggir jalan, di garasi, dan gudang yang rusak.

Pihak berwenang mengatakan sekitar 6.500 bangunan di Turki runtuh dan banyak lagi yang rusak di zona gempa yang dihuni sekitar 13 juta penduduk.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Update Gempa Turki Suriah: Korban Tewas Lebih 23 Ribu, Butuh US$5 Miliar untuk Rehabilitasi

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif