News
Jumat, 13 Agustus 2021 - 15:11 WIB

Gelar Lomba Penulisan Hari Santri, BPIP Dikritik Fadli Zon Islamophobia

Newswire  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Poster lomba penulisan artikel Hari Santri Nasional yang digelar BPIP. (Twitter/@BPIPRI)

Solopos.com, JAKARTA — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional 2021, Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan artikel tingkat nasional. Namun, belakangan lomba itu menuai sorotan, salah satunya dari politikus Partai Gerindra, Fadli Zon.

Yang jadi persoalan dari lomba penulisan artikel berhadian duit total Rp50 juta itu adalah temanya. Ada dua tema yang ditentukan panitia, yakni ‘Hormat Bendera Menurut Hukum Islam’ dan ‘Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.

Advertisement

Kedua tema ini, menurut Fadli Zon, menunjukkan adanya Islamophobia dan berpotensi memecah belah bangsa.

“Tema lomba BPIP ini menunjukkan betapa dangkalnya BPIP memahami Islam dan Pancasila. Ini produk Islamophobia akut dan cenderung menuduh Islam mempermasalahkan hormat bendera dan lagu kebangsaan Indonesia Raya. Segeralah ganti tema agar tdk memecah belah bangsa,” kata Fadli Zon lewat akun Twitternya @fadlizon, Jumat (13/8/2021).

Baca Juga: Presiden Serahkan Bonus Atlet Peraih Medali Olimpiade Tokyo 2020

Advertisement

Mulanya, poster terkait informasi lomba ini disampaikan BPIP melalui akun Twitternya, Rabu (11/8/2021). Lomba ini diadakan untuk memperingati hari Santri Nasional 2021.

Tanggapan BPIP

Menanggapi kritikan tersebut, Staf Khusus Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo (Romo Benny) pun meluruskan maksud lomba artikel Hari Santri Nasional itu. Dia mengatakan lomba ini memang dikhususkan untuk Hari Santri Nasional sehingga temanya pun disesuaikan.

“Khusus untuk Hari Santri, BPIP memang membuat lomba-lomba yang dikhususkan untuk itu. Tapi BPIP juga akan membuat lomba-lomba untuk hari besar, seperti Natal, Waisak atau hari besar Galunggung, Kong Hu Chu,” kata Romo Benny kepada wartawan, Jumat.

Advertisement

Baca Juga: Karena Punya Komorbid, 1,2 Juta Warga Jateng Belum Divaksin Covid-19

“Temanya kan memang khusus karena itu menyangkut santri kan. Kan nanti juga misalnya menurut Kristen gimana penghormatan bendera. Untuk agama Budha, Kong Hu Chu, Hindu juga akan ada,” lanjutnya.

Dia menegaskan tidak ada maksud membenturkan nilai agama dan nasionalisme sebagaimana narasi yang diviralkan. Menurutnya, tema itu dimaksudkan untuk memupuk rasa cinta pada Tanah Air.

“Nggak ada pembenturan itu. Nggak ada. Maksudnya ini memupuk cinta pada Tanah Air,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif