News
Selasa, 5 November 2019 - 19:12 WIB

Gegara Foto Bule Telanjang Aceh, Menkominfo Ditantang Bikin Google Versi Indonesia

Jaffry Prabu Prakoso  /  Bisnis  /  Suara.com  /  Adib M Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Menkominfo Johnny G Plate di Jakarta, Senin (28/10/2019). (Suara.com/Tivan Rahmat)

Solopos.com, JAKARTA -- Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) melakukan rapat kerja dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) terkait rencana kerja dan dukungan anggaran tahun 2020 hingga isu-isu aktual.

Ketua Komisi I Meutya Hafid berharap Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang baru, Johnny G Plate, bisa melakukan terobosan-terobosan dalam program kerjanya. Era digital membuat perkembangan teknologi bergerak cepat.

Advertisement

“Kami ingin menteri baru ini bisa melakukan breaktrough. Misalnya Indonesia hasilkan aplikasi seperti WhatsApp tapi produk dalam negeri,” katanya di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (5/11/2019).

Loh! Menkominfo Baru Tahu Gangguan Internet Telkomsel

Meutya menjelaskan bahwa jika ini bisa dilakukan, maka ke depan aplikasi lokal bisa tumbuh. Tidak dipungkiri banyak karya anak bangsa sulit berkembang “Termasuk misalnya China punya Google sendiri. Maka kita harus punya aplikasi pencarian yang mandiri sehngga bisa lebih mandiri,” jelasnya.

Advertisement

Pada rapat tersebut Komisi I DPR ingin mengetahui program kerja Johnny selama menjadi menteri. Meutya menuturkan bahwa kesamaan pandangan harus dilakukan agar tercipta kerja sama yang baik ke depan. Bagaimanapun. Eksekutif dan legislatif, katanya, harus berbarengan.

“Kita mau melihat bagaimana rencana-rencana kerja dan juga apa-apa juga yang akan dilakukan. Tentu dari awal harus ada kesepahaman dan juga langkah-langkah bersama,” ucapnya.

Video Call Sex di Whatsapp, 2 Remaja Dipalak Rp1,5 Juta

Advertisement

Meutya mencontohkan kasus foto cowok bule telanjang untuk memprotes hukum syariah di Aceh. Foto itu membuat geger karena muncul di Google Map setiap kali memasukkan kata kunci “Banda Aceh”.

“Seperti kasus itu, sulit kami memberi sanksi kepada Google. Tapi kalau mesin perambannya buatan dalam negeri, lebih bagus,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif