News
Jumat, 13 Oktober 2017 - 04:20 WIB

Gawat, Dunia Kekurangan Antibiotik

Redaksi Solopos.com  /  Kusnul Istiqomah  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Antibiotik. (IST/Hellosehat.com)

Ada kebutuhan mendesak untuk investasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan untuk infeksi resisten antibiotik termasuk TB

Harianjogja.com, JENEWA-Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meluncurkan sebuah laporan yang menunjukkan kekurangan serius akan antibiotik yang dikembangkan untuk melawan resistensi antrimikroba yang menjadi ancaman.

Advertisement

Laporan tersebut dikemas dalam tajuk agen antibakteri dalam pengembangan klinis, sebuah alanisa dari jalur pengembangan antibakteri klinis termasuk tuberculosis (TB). Dalam pers rilisnya, WHO mengungkapkan, mayoritas obat-obatan saat ini di jalur klinis merupakan modifikasi dari kelas antibiotik yang ada saat ini dan hanya merupakan solusi jangka pendek.

Laporan itu menemukan sangat sedikit pilihan potensi penanganan terhadap infkesi yang resisten antibiotik. WHO melihatnya sebagai ancaman terbesar bagi kesehatan termasuk TB yang kebal terhadap obat yang membunuh sekitar 250.000 orang setiap tahunnya.

“Resistensi antimikroba merupakan kondisi gawat darurat kesehatan global yang akan sengata menghancurkan kemajuan dalam pengobatan modern,” ungkap Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam rilis resmi WHO beberapa waktu lalu.

Advertisement

Ia mengatakan, ada kebutuhan mendesak untuk investasi lebih banyak dalam penelitian dan pengembangan untuk infeksi resisten antibiotik termasuk TB. “Kalau tidak, kita akan dipaksa kembali ke masa orang-orang takut pada infeksi umum dan mempertaruhkan nyawa mereka untuk operasi kecil,” jelas dia.

selain TB yang resisten terhadap beberapa obat, WHO telah mengidentifikasi 12 kelas patogen priotitas yang semakin resisten terhadap antibiotik yang ada dan sangat mendesak untuk mendapatkan perawatan baru. Beberapa dari mereka menyebabkan infeksi umum seperti pneumonia atau infeksi saluran kemih.

Advertisement
Advertisement
Kata Kunci : Krisis Antibiotik WHO
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif