News
Jumat, 11 Agustus 2017 - 11:15 WIB

Galeri Investasi BEI bakal Rambah Desa dan SMA di Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pasar modal (JIBI/Bisnis Indonesia)

Galeri investasi BEI di Soloraya terus ditambah jumlahnya.

Solopos.com, SOLO — Galeri investasi terus ditambah di Soloraya menjadi 12 galeri yang ada di perguruan tinggi. Dari galeri investasi tersebut diharapkan akan muncul dua galeri desa dan lima galeri SMA untuk mengedukasi masyarakat mengenai pasar saham.

Advertisement

Kepala Perwakilan Bursa Efek Indonesia (BEI) Yogyakarta, Irfan Noor Riza, menyampaikan edukasi pasar saham terus berlanjut dengan meresmikan galeri investasi.

Menurut dia, sasaran utama perguruan tinggi karena memiliki akses yang luas untuk menjangkau masyarakat pedesaan, siswa sekolah, maupun ibu rumah tangga melaui program pengabdian. Oleh karena itu  pada Kamis (10/8)/2017, diresmikan galeri investasi di STIE St Pignatelli Solo.

“Saat ini memang baru galeri investasi di perguruan tinggi yang dibuka. Nantinya di tahun ini direncanakan ada satu atau dua galeri desa dan lima galeri sekolah di SMA. Hal ini supaya edukasi bisa dilakukan secara menyeluruh, masyarakat desa bisa memiliki pilihan untuk berinvestasi sedangkan siswa sekolah juga mengerti sarana investasi sejak dini,” kata dia, Kamis.

Advertisement

Menurut dia, tingkat literasi atau pemahaman masyarakat Solo mengenai pasar terus mengalami pertumbuhan positif. Tercatat hingga Juni ada 19.000-an investor dan perlahan tapi pasti terus mengejar capaian Jogja yang saat ini ada 27.000-an investor.

Rata-rata transaksi dari Januari hingga Juni di Kota Solo mencapai Rp3,6 triliun per bulan yang membuktikan masyarakat makin melek investasi.

Agustus ini pun pergerakan investasi cukup positif. Infrastruktur yang dikembangkan oleh pemerintah berdampak positif terhadap pasar modal. Menurut dia, perusahaan yang memiliki fundamental bagus pun masih terus berkembang dan sangat disukai oleh investor luar negeri.

Advertisement

Oleh karena itu, diharapkan apabila sudah ada satu galeri desa, bisa bermunculan galeri desa lainnya sehingga jumlah investor dan nilai transaksi meningkat. Pemilihan desa dilakukan dengan menggandeng perguruan tinggi yang memiliki desa binaan maupun kerja sama untuk pelaksanaan kuliah kerja nyata (KKN).

Sementara itu, terkait fasilitasi untuk start up atau pengusaha pemula hingga saat ini terus berlanjut. Menurut dia, berawal dengan anggota tiga orang saat ini telah berkembang menjadi 25 orang. Tak hanya difasilitasi tempat dan juga pelatihan, BEI juga berencana menggandeng incubator bisnis untuk membantu pengembangn usaha start up.

Kebanyakan start up yang bergabung berbasis informasi teknologi (IT), terutama aplikasi. Namun sebagai kota kuliner, ada juga beberapa pengusaha kuliner yang bergabung dalam komunitas start up tersebut.

“Butuh waktu bagi start up untuk bisa melantai di bursa saham karena harus mengurus legalitas dan lainnya. Apalagi saat ini sedang disiapkan aturan mengenai usaha UKM menjadi emiten. Oleh karena itu, diharapkan ketika regulasi siap, tak lama kemudian start up siap,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif