SOLOPOS.COM - Foto kondisi Kebun Binatang Bandung (Change.org/Save Bandung Zoo)
Gajah Yani mati di Kebun Binatang Bandung.
Solopos.com, BANDUNG — Kematian Gajah Yani di Kebun Binatang Bandung, Rabu (11/5/2016), membuat publik prihatin dan berbondong-bongdong menandatangani petisi gerakan melindungi Bonbin Bandung, di laman Change.org, Kamis (12/5/2016).
Petisi gerakan perlindungan Kebun Binatang Bandung ini dibuat oleh akun Save Bandung Zoo dengan tanda pagar (tagar) #savebandungzoo. Petisi ini sendiri berjudul Selamatkan Kebun Binatang Bandung, dan dikirim kepada Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung), Pemerintah Kota Bandung, dan Yayasan Taman Margasatwa Taman Sari.
Akun Save Bandung Zoo menghimpun informasi tentang kondisi Kebun Binatang Bandung dari pengunjung bonbin tersebut. Sebagian besar koresponden yang terekam dalam video tanggapan masyarakat ini menyatakan kondisi Kebun Binatang Bandung kurang baik sebagai wahana pemeliharaan binatang.
“Kebun binatang seharusnya mampu menjadi sarana rekreasi dan pendidikan, serta menjadi wadah yang kondusif dalam riset, penelitian, dan konservasi alam, khususnya hewan. Namun, yang menjadi masalah adalah Kebun Binatang Bandung tidak dapat memenuhi fungsi tersebut. Kebun Binatang Bandung tidak mampu menyediakan sarana dan prasarana yang baik bagi hewan maupun bagi pengunjung. Beberapa binatang terlihat tidak terurus dan kurus, kandang-kandang kotor, berkarat, dan bolong atapnya, sampah berserakan, tidak ada sarana bagi kaum difabel, tidak ada larangan memberi makan pada hewan, sampai pada kurangnya fasilitas belajar bagi pengunjung,” demikian salah satu kutipan isi petisi #savebandungzoo.
“Melalui petisi ini, kita bersama-sama akan mendorong pemerintah kota dan pemilik Kebun Binatang Bandung untuk lebih memperhatikan kondisi Kebun Binatang Bandung agar segera diperbaiki. Mari bersama-sama membenahi Kebun Binatang Bandung menjadi lebih baik!” tutup Save Bandung Zoo dalam petisi online tersebut.
Pantauan hingga Kamis siang, petisi #savebandungzoo telah ditandatangai 10.234 pendukung. Rekaman video tanggapan masyarakat tentang Kebun Binatang Bandung di Youtube pun mendapat pelbagai tanggapan dari pengakses Internet (netizen).
“Saya sudah menandatangani petisi, semoga segera ditindaklanjuti. Bandung Juara sedayana…walau saya bukan penduduk Bandung tapi pernah domisili, I love Bandung! HA!” tulis Nanang Masruchin.
“Kami tinggal di jalan Cimanuk tahun awal 70an. Ibu biasa membawa termos dan makanan dan berjalan ke Kebun Binatang Bandung. Sepulang belajar di Queensland Australia, saya bawa dua anak saya ke Kebun Binatang Bandung. Sudah Saya tidak mengharapkan Kebun Binatang ini seindah Australian Zoo, Alma Park atau Curumbin….tapi seandainya pengunjungnya tidak meludah, membuang sampah dan merokok sembarangan saya pikir sudah cukup bagus. Untuk kesejahteraan pengelola dan hewan, mungkin tiket masuk dinaikan 10 kali dengan memberi kesempatan untuk pelajar dan kelompok tertentu dengan harga regular. Saat saya kesana, ke Bonbin ini terlalu sesak. Harus dihindari juga tekanan psikis pada binatangnya,” tulis Syafrizal Maludin.
“Bener banget kondisi kebun binatang Kota Bandung saat ini prihatin sekali. Semangat terus Save Bandung Zoo! Saya sudah dukung & tanda tangan petisi nya di Change.org [ID]. Saya sudah bantu sebarkan tautan petisinya juga di beberapa sosial media pribadi saya, bisa tolong bilang lagi apa yang bisa saya bantu? [msg saya via jalur pribadi kalau perlu]. #SaveBandungZoo,” tulis Nino C.
Gajah Yani mati pada Rabu, sekitar 18.00 petang WIB. Sebelum mati, gajah betina Sumatra yang berusia lebih dari 30 tahun itu terkulai lemah selama sepekan, mulai sejak 3 Mei 2016, di area jerami dengan pelindung terpal biru. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan, terutama kulit Gajah Yani tampak mengelupas dan telinganya mengeluarkan darah. [Link petisi #savebandungzoo: https://www.change.org/p/selamatkan-kebun-binatang-bandung?recruiter=540013541&utm_source=share_petition&utm_medium=twitter&utm_campaign=share_twitter_responsive]