Solo (Espos)--Produk gadai emas yang dimiliki oleh perbankan syariah di Kota Solo terkendala masalah sosialisasi.
Konsep perbankan juga sebagai penyalur dana gadai emas belum terlalu akrab di telinga masyarakat luas.
Diungkapkan salah seorang pelaku perbankan syariah sekaligus Pemimpin Cabang BNI Syariah Solo, Arief Mursidi, sejak meluncurkan produk gadai emas di institusinya sejak 2007 silam, pihaknya selalu terkendala sosialisasi.
Di samping itu, minimnya sumber daya manusia (SDM) yang ahli di bidang penakaran atau penafsiran kadar dan nilai emas juga menjadi masalah tersendiri.
Sosialisasi kepada masyarakat sejauh ini masih sebatas pada pemanfaatan iklan di media cetak dan elektronik serta penyebaran pamflet.
Alhasil, target pendapatan gadai yang ingin dicapai setiap tahunnya selalu tak sesuai penerimaan riil.
“Sejak 2007, maksimal kami menerima fee atau upah jasa titip hanya 75% dari yang ditargetkan,” tandas Arief.
m92