News
Selasa, 17 Desember 2013 - 23:50 WIB

FESTIVAL MUSIKALISASI PUISI : Badan Bahasa Boyong Musikalisasi Puisi dari 18 Provinsi

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Penampilan salah satu peserta Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Tahun 2013, yang digelar di Kusuma Sahid Prince Hotel, Selasa (17/12) siang. Festival ini sebelumnya digelar di Jakarta pada 2011 lalu. (Mahardini Nur Afifah/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menggelar Festival Musikalisasi Puisi Tingkat Nasional Tahun 2013, di Kusuma Sahid Prince Hotel, Selasa-Rabu (17-18/12). Acara ini diikuti 19 kelompok peserta asal 18 provinsi di Indonesia.

Peserta yang terdiri dari siswa SMA ini diwajibkan tampil membawakan puisi karya Budiman S. Hartoyo berjudul Kepada Tanah Air. Selain itu, peserta juga diminta membawakan salah satu puisi pilihan, antara lain Padamu Jua karya Amir Hamzah, Lautan karya W.S. Rendra, Potong Bebek Angsa karya Hamid Djabbar, Sembahyang Rumputan karya Ahmadun Yosi Herfanda, dan Indonesia Menunggumu, Katanya karya Eka Budianta.

Advertisement

Yang menarik dalam pertunjukan yang mengawinkan seni sastra dan musik itu terdapat warna tradisional asal daerah masing-masing peserta. Sehingga peserta yang berasal dari sebagian penjuru Nusantara, bisa saling mengapresiasi kebudayaan lokal yang berkembang di Indonesia.

Salah satu penampilan yang unik dibawakan perwakilan peserta dari Provinsi Sumatra Selatan. Enam pelajar SMAN 14 Palembang ini tampil membawakan puisi Kepada Tanah Air dengan iringan aransemen musik khas Sumatra Selatan, Batang Hari Sembilan. Namun komposisi musik yang dipakai enam muda mudi ini sudah dimodifikasi dengan seruling, gitar, djimbe, kendang, triangle, dan alat musik bambu buatan sendiri yang bisa menghasilkan bunyi mirip gemericik air.

Sambil diiringi permainan musik dari Dera (seruling), Novrianto (gitar), Cecep (djimbe, kendang), dan Feri (triangle, pembaca puisi), Ratih sang vokalis menyanyikan sejumlah bait puisi dengan cengkok khas Melayu. Penampilan kelompok kesenian ini makin kental tradisi dengan balutan pakaian adat Sumatra Selatan.

Advertisement

Kreativitas kelompok musikalisasi puisi asal Sumatra Barat ini mendapatkan apresiasi tepuk tangan dari penonton. Sementara perwakilan peserta asal Maluku, turut mencuri perhatian dengan menampilkan alat musik yang terbuat dari kerang khas Indonesia Timur, tahuri.

Serbaneka kreativitas muda-mudi dalam membawakan musikalisasi puisi ini menjadi salah satu dasar pertimbangan tim juri yang terdiri atas Leak Sosiawan, Cok Sawitri, dan Acep Zamzam Noer. Ketiga pegiat sastra ini akan memberikan penilaian dengan bobot kriteria penilaian meliputi penafsiran puisi (30%), komposisi musikal (30%), keselarasan (20%), vokal (10%), dan penampilan (10%).

Kasubid Bantuan Teknis Pusat Pembinaan dan Pemasyarakatan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Dad Murniah, menilai kegiatan kali kedua ini makin kaya warna.

Advertisement

“Acara perdana festival ini [2011 lalu di Jakarta] hanya diikuti 15 provinsi. Kali ini makin meningkat dengan komposisi peserta makin beragam. Ada yang terjauh dari Maluku Utara dan Sumatra Utara. Ini buktinya makin tahun, musikalisasi pusisi makin diapresiasi,” terangnya ketika berbincang dengan Solopos.com, di sela-sela acara, Selasa.

Meskipun makin meriah, Dad Murniah menyesalkan banyaknya provinsi yang belum mengirimkan perwakilannya ke ajang ini. “Banyak teman-teman dari daerah yang sudah punya tradisi musikalisasi puisi absen mengirim pesertanya tahun ini. Diharapkan ajang ini bisa menjadi sarana apresiasi siswa dan menjadi media pembelajaran budaya daerah lain,” katanya.

Salah seorang peserta, Muhammad Feriyanto, mengatakan ajang ini bisa menjadi sarana menakar kemampuan sekaligus studi banding musikalisasi puisi di Indonesia. “Sebelum ke sini, kami menang di penyisihan festival di Riau. Senang sekali bisa ke sini dan melihat budaya lain. Selain itu juga bisa studi banding di sini,” ujar siswa Kelas XII SMAN 14 Palembang ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif