News
Minggu, 21 Januari 2018 - 15:00 WIB

Fernando Tewas Tertembak, Gerindra Desak Polri Evaluasi Perilaku Anggota

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi garis polisi (Sunaryo Haryo Bayu/JIBI/SOLOPOS)

Pasca-kejadian yang menyebabkan Fernando Wowor tewas tertembak, Gerindra mendesak Polri mengevaluasi perilaku anggotanya.

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Edhy Prabowo, meminta kepolisian untuk menangkap dan mengusut tuntas pelaku penembakan terhadap kader Partai Gerindra, Fernando Wowor.

Advertisement

“Meskipun pelaku penembakan adalah oknum anggota Polri, kami percaya dan mendukung penuh aparat kepolisian untuk mengusut kasus ini secara profesional, netral, adil, jujur, dan transparan. Partai Gerindra akan turut serta membantu mengadvokasi dan mengungkap persoalan ini hingga jelas dan tuntas,” ujar Edhy Prabowo kepada wartawan, Minggu (21/1/2018).

Kata dia, tindakan menghilangkan nyawa orang adalah pelanggaran hukum berat yang tidak bisa dibenarkan. Terlebih, katanya, pelaku menggunakan perlengkapan alat dinas di luar jam tugas.

“Menjadi polisi butuh seleksi. Polisi yang menjadi Brimob butuh seleksi. Brimob yang dipersenjatai juga butuh seleksi. Jadi kalau ada oknum anggota Brimob yang menembak orang sampai meninggal dunia hanya karena cekcok soal parkir dan belakangan diketahui sering pamer senjata api di sosial media, berarti ada yang salah dengan psikologinya,” ujarnya.

Advertisement

Menurutnya, Polri harus berani melakukan evaluasi terkait perilaku anggotanya tersebut. Edhy juga menyatakan rasa duka keluarga besar Gerindra atas kejadian tersebut.

“Saya sebagai kader dan keluarga besar Partai Gerindra sangat berduka, kehilangan dan terpukul mendengar kabar kepergian Nando. Dia adalah seorang adik dan kader yang baik, cerdas, religius dan memiliki loyalitas serta solidaritas tinggi, baik dalam berteman maupun dalam berpartai,” ungkapnya.

Edhy mengaku, dirinya ditugaskan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang sedang berada di luar negeri, untuk mewakili partai memimpin proses penghormatan dan penyerahan jasad Nando kepada pihak keluarga di Manado, Sulawesi Utara. Edhy juga mengimbau kepada seluruh keluarga besar Partai Gerindra, agar dapat menahan diri dan tidak mudah terprovokasi.

Advertisement

“Jangan sampai peristiwa duka ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang ingin merusak nama besar partai dan berupaya mengadu domba partai dengan institusi tertentu,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif