News
Kamis, 21 Juli 2016 - 16:17 WIB

ES KOPI BERUJUNG MAUT : Teka-Teki Raibnya Sedotan Mirna: Hilang Sejak Dibawa dari Meja Jessica

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Beberapa saksi, termasuk Jessica Wongso (kanan), dalam rekonstruksi kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin setelah minum kopi di Olivier Cafe. (Istimewa/Detik.com)

Es kopi berujung maut kembali disidangkan. Bartender Olivier Cafe mengungkapkan potongan cerita saat sedotan Mirna tak ada lagi di gelasnya.

Solopos.com, JAKARTA — Teka-teki raibnya sedotan dari gelas es kopi Vietnam Wayan Mirna Salihin pelan-pelan mulai terkuak. Belum jelas siapa yang mengambil salah satu barang bukti penting itu, namun saat minuman itu dikembalikan ke meja bar, sedotan itu sudah tidak ada di gelasnya.

Advertisement

Keterangan itu diungkapkan oleh bartender Olivier Cafe, Yohanes, dalam sidang di Pengadilan Negari (PN) Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016) sore. Yohanes merupakan orang yang menerima pesanan Jessica Kumala Wongso dan menerima kembali es kopi Vietnam setelah Mirna ambruk karena meminumnya.

Menurut Yohanes, pesanan dia terima sekitar pukul 16.00 WIB berupa cocktail, old fashioned sazerac, dan es kopi vietnam. Dia meracik dua jenis minuman beralkohol itu, sedangkan pesanan kopi dia serahkan ke Rangga, sang barista. Pesanan itu lalu diantar oleh server bernama Marlon.

Setelah kejadian ambruknya Mirna, Yohanes melihat ada kerumunan orang di meja nomor 54 yang dipesan Jessica. Tak lama kemudian, server bernama Agus Triono datang membawa minuman es kopi Vietnam tersebut ke meja bar. “Saya enggak jelas dia [Agus] ngomong apa,
kalau tidak salah, ‘minuman itu kena komplain’, gitu,” terang Yohanes di persidangan.

Advertisement

Saat itulah Yohanes melihat gelas kopi tersebut sudah tidak ada sedotannya. “Seingat saya, Agus ngasih saya [gelas minuman] sudah tidak ada sedotannya lagi,” imbuh Yohanes.

Mendengar ada kopi yang dikomplain, Yohanes menyerahkannya ke barista, Rangga, sambil bertanya. “Ini kenapa kopi lu? Kenapa ga sesuai standar kita?” kata Yohannes menirukan pertanyaannya saat itu ke Rangga.

Lalu datanglah manajer bar yang bernama Devy dan langsung mencoba es kopi itu. Dia mengambil sedotan, lalu mencoba sedikit es kopi tersebut. “Dia coba sampai pangkal [ujung] lidah saja, dia langsung muntahkan di meja cuci bar, diludahkan saja, tak tertelan.”

Advertisement

Devy selanjutnya meminta minuman-minuman bermasalah itu untuk dirapikan, ditutup, lalu ditaruh di pantry. Malam harinya sekitar pukul 19.00 WIB, Yohanes diperintahkan Devy untuk memindahkan es kopi ke dalam botol air mineral untuk dibawa ke laboratorium.

Sebelumnya, disebutkan bahwa sebelum dihidangkan, sedotan berada di dalam bungkus kertas. Namun sebelum diminum Mirna, posisi sedotan sudah ada di dalam gelas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif