News
Senin, 1 Februari 2016 - 14:00 WIB

ES KOPI BERUJUNG MAUT : CCTV-Alat Bukti Vs Alibi Jessica, Kompolnas Sebut Polisi Harus Siap Praperadilan

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jessica Wongso di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (20/1/2016). Penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum memeriksa Jessica terkait kematian Wayan Mirna Salihin yang meninggal dunia karena sianida dalam es kopi Vietnam yang diminumnya di Olivier Cafe Grand Indonesia. (JIBI/Solopos/Antara/dok)

Es kopi berujung maut masih menjadi misteri. Meski Jessica sudah jadi tersangka, Jessica masih beralibi dan polisi harus siap hadapi praperadilan.

Solopos.com, JAKARTA — Rekaman CCTV menjadi salah satu pentunjuk penting dalam penetapan tersangka Jessica Kumala Wongso dalam kasus tewasnya Wayan Mirna Salihin. Meski rekaman CCTV disebut sebagai petunjuk, belum ada keterangan penyidik maupun ahli yang memastikan rekaman itu menunjukkan Jessica menaburkan atau mencampurkan sesuatu ke kopi Mirna.

Advertisement

Keterangan Komisioner Kompolnas Edi Hasibuan yang melihat langsung 45 menit tayangan CCTV yang diputar ulang, juga tidak menyebutkan ada gambar adegan itu. Hanya, dia menyebut ada rekaman gestur Jessica yang menimbulkan tanda tanya.

“Setelah pelayan datang, dan menaruh minuman, dia memindahkan kopi ke tempat dia, tidak lama kemudian memindahkan lagi ke tempat semula,” jelas Edi Hasibuan, Senin (1/2/2016), dikutip dari Detik.

Advertisement

“Setelah pelayan datang, dan menaruh minuman, dia memindahkan kopi ke tempat dia, tidak lama kemudian memindahkan lagi ke tempat semula,” jelas Edi Hasibuan, Senin (1/2/2016), dikutip dari Detik.

Edi menegaskan tidak tahu apa yang terjadi saat kopi dipindahkan. Jessica memang datang lebih dahulu, memesan minuman, dan menunggu di Olivier Cafe. Namun Jessica juga sempat menaruh paper bag di atas meja. “Dia juga sempat pindah-pindah tempat duduk, kita ngggak tahu kenapa,” tambahnya.

Namun, Edi menegaskan CCTV ini menjadi bagian penting yang disebut sebagai petunjuk. “CCTV ini lama dianalisa oleh pakar IT forensik, juga psikolog,” tuturnya lagi.

Advertisement

Sementara itu hingga kini Jessica masih membantah atau enggan mengaku. Hari ini, perempuan 27 tahun itu kembali diperiksa penyidik Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya. Mengenakan baju tahanan warna oranye, Jessica keluar dari Ruang Tahanan Umum Polda Metro Jaya sekitar pukul 10.30 WIB. Baca juga: Jessica Pernah Diminta Buka Pakaian, Ini Pentingnya Mencari Bekas Sianida.

Karena itulah, Edi Hasibuan menyarankan agar penyidik untuk tidak mengandalkan pengakuan dari Jessica. Yang utama, tidak boleh ada paksaan kepada tersangka agar mengaku. “Jangan mengharapkan pengakuan, penyidik harus menyiapkan bukti-bukti dan tetap bersikap profesional. Nanti biar hakim di pengadilan yang memutuskan,” jelas Edi.

Edi juga sempat melihat kondisi Jessica. Dia ingin memastikan penahanan sesuai prosedur dan hak-hak tersangka dipenuhi. Pengacara Jessica, Yudi Wibowo sudah menepis alibi soal CCTV ini dan menyebutnya sebagai rekaan. Yudi juga menantang kalau benar kliennya yang menaruh racun, polisi harus menghadirkan orang yang melihat secara langsung.

Advertisement

Sebelum ditetapkan sebagai tersangka, Jessica Wongso pernah bercerita tentang proses pemesanan kopi Mirna di Olivier Cafe, 6 Januari lalu. Ceritanya sama dengan pengakuan-pengakuan sebelumnya yang telah diberitakan di media massa, termasuk soal paper bag. Dia menyebut Mirna sendiri yang memilih es kopi Vietnam itu.

“Itu Mirna sendiri, dia bilang dalam bahasa Inggris, dia bilang cinta banget sama es kopi itu. Saya tawarin untuk pesenin, dia bilang ya boleh aja. Pukul 15.45, saya ke restorannya pesan meja untuk pukul 16.00 WIB. Saya jalan-jalan aja ke sekitar situ, saya datang ke toko, beli hadiah yang cocok buat teman-teman saya, beli tiga,” cerita Jessica dalam di Kabar Petang TV One yang ditayangkan pada Selasa (26/1/2016) malam.

“Karena sudah pukul 16.00 WIB, saya tanya kamu udah deket belum, dia bilang masih meeting. Jalan-jalan kebablasan sampai pukul 16.20.”

Advertisement

Jessica juga menjelaskan soal posisi paper bag berisi hadiah untuk teman-temannya itu, yang sebelumnya disebut menutupi pandangan CCTV Olivier Cafe. Jessica mengaku belum pernah masuk ke kafe itu sebelumnya. “Saya taruh paper bag di kursi, tapi lalu saya pindahin, ini kan buat teman saya yang mau datang,” katanya.

Berdasarkan keterangan Jessica, kopi itu dipesan sekitar pukul 16.30 WIB, lalu datang 10 menit kemudian, dan minuman lain menyusul datang lima menit kemudian. “Totalnya 15-20 menit [setelah pesan kopi].”

“Saya berharapnya Mirna datang pukul 16.30 WIB, tapi dia datang pukul 17.00 WIB. Saya juga berharapnya Hani datangnya juga pukul 16.30 WIB. Tapi ternyata mereka datang bareng-bareng, ya udah saya juga enggak masalah.”

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif