News
Sabtu, 2 September 2017 - 13:30 WIB

Erdogan Sebut Pembantaian Rohingya Adalah Genosida

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Recep Tayyip Erdogan (JIBI/Solopos/Reuters)

Erdogan menyatakan isu tersebut akan dibahas secara rinci dalam Sidang Umum PBB pada 12 September di New York, Amerika Serikat.

Solopos.com, ANKARA – Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan bahwa kematian ratusan orang dari etnis Rohingya di Myanmar selama sepekan terakhir merupakan genosida yang ditujukan ke komunitas Muslim di kawasan itu.

Advertisement

Hampir 400 orang telah meninggal dalam pertempuran yang melanda bagian barat laut Myanmar selama sepekan. Ini menjadi pembantaian terburuk yang pernah menimpa Rohingya dalam beberapa dekade terakhir.

“Telah terjadi genosida di sana. Mereka tetap diam terhadap ini… Semua yang melihat dari jauh genosida ini dilakukan di bawah kerudung demokrasi juga bagian dari pembunuhan massal ini,” kata Erdogan pada perayaan Idul Adha yang diadakan Partai AK di Istanbul, Jumat (1/9/2017).

Advertisement

“Telah terjadi genosida di sana. Mereka tetap diam terhadap ini… Semua yang melihat dari jauh genosida ini dilakukan di bawah kerudung demokrasi juga bagian dari pembunuhan massal ini,” kata Erdogan pada perayaan Idul Adha yang diadakan Partai AK di Istanbul, Jumat (1/9/2017).

Erdogan, yang akarnya didasarkan pada politik Islam, telah lama mengambil posisi kepemimpinan di antara komunitas Muslim dunia. Ia mengatakan sudah menjadi tanggung jawab moral Turki untuk mengambil sikap terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Myanmar.

Sekitar 38.000 orang Rohingya telah melintas ke Bangladesh dari Myanmar, sumber-sumber di PBB mengatakan, sepekan setelah para pejuang Rohingya menyerang pos-pos polisi dan sebuah pangkalan tentara di negara bagian Rakhine, yang mendorong bentrokan-bentrokan dan ofensif balasan oleh militer.

Advertisement

Sebagai perbandingan, kekerasan pada 2012 di Sittwe, ibu kota Rakhine, menyebabkan tewasnya hampir 200 orang dan sekitar 140.000 lagi mengungsi, kebanyakan dari mereka adalah warga Rohingya.

Serangan tersebut merupakan peningkatan tajam dari kemelut yang terjadi sejak Oktober, ketika serangan serupa yang dilancarkan oleh geriyawan Rohingya dengan ukuran yang jauh lebih kecil terhadap pos keamanan, mendorong militer melakukan serangan balasan besar-besaran diikuti dugaan pelanggaran hak asasi manusia.

Lebih dari 150 gerilyawan Rohingya melakukan serangan terkini terhadap pasukan keamanan pada Kamis, di dekat desa-desa yang ditempati oleh masyarakat pengikut Hindu, kata “New Global Light New Myanmar”. Pernyataan itu menambahkan bahwa sekitar 700 anggota keluarga di desa-desa tersebut telah diungsikan.

Advertisement

Sekitar 20.000 lagi warga Rohingya yang berusaha melarikan diri, terjebak di daerah kosong perbatasan, kata sumber PBB. Pekerja bantuan di Bangladesh berjuang untuk meringankan penderitaan ribuan orang yang mengalami kelaparan dan trauma.

Sementara beberapa warga Rohingya mencoba menyeberang ke Bangladesh melalui darat, yang lain mencoba melakukan perjalanan berbahaya dengan menggunakan perahu, melintasi sungai Naf yang memisahkan kedua negara itu.

Presiden Erdogan menyatakan isu tersebut akan dibahas secara rinci ketika para pemimpin dunia mengadakan pertemuan dalam Sidang Umum PBB pada 12 September di New York, Amerika Serikat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif