News
Rabu, 28 Oktober 2020 - 03:20 WIB

Epidemiolog UI Sedih Tiap Libur Panjang saat Pandemi, Ini Sebabnya...

Rika Anggraeni  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas kesehatan Dinkes Bantul khusus penanganan kasus Covid-19. (Antara)

Solopos.com, JAKARTA — Epidemiolog Universitas Indonesia Pandu Riono mengungkapkan kesedihannya saat Indonesia kembali memasuki libur panjang di tengah pandemi Covid-19 sebagaimana yang jatuh pada akhir Oktober 2020 ini.

Maklum saja, setiap libur panjang saat terjadinya pandemi Covid-19 seperti saat ini, dia memprediksi akan terjadi banyak peristiwa sedih yang mengintai seusai long weekend di saat pandemi Covid-19.

Advertisement

“Kemungkinan setelah libur panjang, ada peristiwa banyak yang sedih. Siapa lagi yang jadi korban [meninggal akibat Covid-19] habis liburan panjang?” kata Pandu saat Live Instagram bersama Bisnis, Selasa (27/10/2020).

Drama Youth Ungkap 7 Aktor Pemeran Anggota BTS

Advertisement

Drama Youth Ungkap 7 Aktor Pemeran Anggota BTS

Menurutnya, tim medis saat ini sudah membaktikan bahkan merelakan jiwa raga demi menyembuhkan pasien-pasien yang terpapar virus Corona. Epidemiolog UI tersebut mengaku tidak merasa gembira setiap kali ada libur panjang, utamanya di tengah pandemi Covid-19.

Adanya libur panjang justru membuat orang-orang yang tadinya diam di rumah menjadi keluar dan bertemu banyak orang sehingga menambah probabilitas penularan Covid-19. Jika ini terjadi, maka jumlah kasus positif pasca libur panjang pun akan meningkat. Kondisi tersebut sudah terjadi saat libur IdulFitri, IdulAdha, dan Hari Kemerdekaan RI.

Advertisement

Pandu juga menyayangkan penanganan kasus Covid-19 saat Presiden Joko Widodo masih bingung ingin melarang mudik lebaran atau tidak.

Naruto Sekarat, Pembaca Sedih, Ini Sebabnya...

Saat itu, Pandu merasa senang saat masyarakat dilarang untuk mudik, semua transportasi termasuk penerbangan dihentikan.

Advertisement

Pelarangan mudik lebaran memperlihatkan hasil yang sudah menurun jumlah kasus Covid-19 di Indonesia. Namun sayangnya, meskipun mudik lebaran dilarang tetapi masyarakat memiliki surat izin untuk melakukan mudik.

“Kalau pembatasan sosial itu sebulan saja, nggak usah lama-lama. Sebulan efektif, kita langsung longgarkan. Mungkin keadaannya sudah beda sekarang. Tapi karena kita tidak mengimplementasikan dengan efektif, berkepanjangan seperti sekarang,” jelasnya.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif