SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi
SOLO — Kinerja ekspor Kota Solo bulan Februari kembali menurun dibanding periode yang sama tahun lalu. Dari data yang diperoleh Solopos.com dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Solo, volume ekspor Solo bulan Februari 2013 hanya 433.987,85 kilogram dan nilainya hanya US$3,44 juta. Sementara, pada periode yang sama tahun lalu volume ekspor mencapai 732.352,85 kilogram dan nilainya mencapai US$5,44 juta.
Kasi Perdagangan Luar Negeri Disperindag Kota Solo, Endang K Maharani, menyampaikan tiga komoditas utama ekspor Solo rata-rata masih mengalami penurunan ekspor, kecuali batik yang masih bisa melesat. Ekspor tekstil dan produk tekstil (TPT), turun dari angka 204.254,13 kilogram menjadi hanya 96.105,94 kilogram per Februari year on year (yoy). Praktis, nilai ekspornya pun anjlok dari US$4,01 juta menjadi US$1,79 juta.
Ekspor mebel, kondisinya juga sama. Februari tahun lalu nilai ekspor mebel yang meliputi mebel kayu dan rotan mencapai US$493.070,95 dan volumenya mencapai 168.579,59 kilogram. Februari tahun ini, nilai ekspor hanya berkisar US$383.054,2 dengan volume hanya 126.038,26 kilogram.
Ekspor batik justru melonjak baik secara nilai maupun volume ekspor. Nilai ekspor batik naik dari US$393.247,02 menjadi US$915.907,33 per Februari yoy. Volume juga menanjak dari 21.194,26 kilogram menjadi 47.208,67 kilogram.
Secara umum, Endang menyebutkan turunnya ekspor awal tahun ini disebabkan perekonomian dunia yang belum sepenuhnya pulih.
Sementara itu, Direktur PT Danrilis yang juga Wakil Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jateng, Joko Santoso, mengatakan permintaan tekstil untuk ekpor biasanya akan meningkat signifikan menjelang akhir tahun.