News
Minggu, 26 September 2021 - 20:44 WIB

Eks Elite FPI Dirikan Perisai Bangsa, Tonton G30S/PKI

Newswire  /  Abu Nadhif  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Mantan elite Front Pembela Islam (FPI) Surabaya mendeklarasikan Perisai Bangsa, Minggu (26/9/2021). (detik)

Solopos.com, SURABAYA — Sejumlah eks elite pengurus Front Pembela Islam (FPI) Surabaya mendirikan organisasi massa yang diberi nama Perisai Bangsa.

Agenda pertama mereka adalah menonton film G30S/PKI pada 30 September 2021 malam.

Advertisement

Ormas Perisai Bangsa diinisiasi Habib Umar Al Athos yang pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Bidang Organisasi FPI Surabaya dan Gus Din Nawawi, mantan Wali Laskar FPI Surabaya.

Tidak Tertarik

Di Perisai Bangsa Surabaya Habib Umar Al Athos menjabat sebagai ketua sedangkan Gus Din sebagai sekretaris.

Advertisement

Tidak Tertarik

Di Perisai Bangsa Surabaya Habib Umar Al Athos menjabat sebagai ketua sedangkan Gus Din sebagai sekretaris.

“Kami tidak tertarik bergabung dengan FPI gaya baru yang didirikan rekan-rekan kami. Kami mendirikan ormas sendiri, Perisai Bangsa. Yang berasaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945,” kata Habib Umar saat dikonfirmasi di sela Deklarasi Perisai Bangsa di Surabaya, Minggu (26/9/2021).

Baca Juga: Survei Indikator: Kepercayaan Tertinggi Publik kepada TNI 

Advertisement

“Turut bergabung dengan Perisai Bangsa, ada teman-teman dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Al Irsyad, selain juga dari ormas nasionalis lainnya,” ujarnya.

Habib Umar menjelaskan melalui Ormas Perisai Bangsa, pihaknya ingin menjalin “ukhuwah” atau persaudaraan keseluruhan bangsa Indonesia.

“Setelah kami deklarasikan hari ini di Surabaya, mudah-mudahan selanjutnya berkembang hingga ke berbagai penjuru Tanah Air,” katanya.

Advertisement

Habib Umar membeberkan beberapa agenda Perisai Bangsa ke depan.

Baca Juga: Kepuasan Kinerja Jokowi Menurun, Ini Kata Direktur Indikator Politik 

Yang terdekat, Perisai Bangsa mengagendakan program dialog dengan menghadirkan tokoh-tokoh masyarakat, serta menggelar nonton bareng film G30S/PKI.

Advertisement

“Agenda terdekat adalah menggelar perenungan peristiwa G30S/PKI. Mungkin diawali dengan nonton bareng filmnya,” ujarnya.

“Kita menghindari perpecahan antarsuku, agama dan bangsa. Jangan sampai peristiwa seperti Taliban di Afghanistan terjadi di Indonesia,” tandasnya.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif