News
Kamis, 13 Agustus 2015 - 16:00 WIB

EKONOMI INDONESIA : Rupiah Sudah Tak Sesuai Fundamental Ekonomi, Ini Kondisi Sebenarnya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengumuman paket kebijakan ekonomi Presiden Jokowi, Senin (16/3/2015). (JIBI/Solopos/Antara/Ismar Patrizki)

Ekonomi Indonesia dinilai masih cukup terkendali meskipun rupiah terus melemah mendekati Rp14.000/dolar.

Solopos.com, JAKARTA — Forum Koordinasi Stabilitas Sistem Keuangan (FKSSK) menyatakan stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi saat ini masih cukup terkendali. Pelemahan kurs rupiah ke level mendekati Rp14.000/dolar AS dinilai sudah tak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia.

Advertisement

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan berdasarkan hasil assement kuartal II/2015, stabilitas sistem keuangan dan makro ekonomi masih cukup terkendali di tengah tekanan baik dari eksternal maupun domestik. “Demikian hasil rapat FKSSK yang dihadiri anggota FKSSK dan Menteri Perekonomian Darmin Nasution,” ujarnya saat konferensi pers FKSSK di Gedung Djuanda, Kementerian Keuangan, Kamis (13/8/2015).

Untuk menyikapi tekanan kurs rupiah, pasar saham dan surat berharga, FKSSK sepakat untuk memperkuat bauran koordinasi kebijakan sesuai dengan tugas kewenangan masing-masing. “Melihat dari indikator surveilance BI, LPS, OJK, dan kementerian keuangan, sistem keuangan masih terkendali. Tapi kami akan meningkatkan kewaspadaan khususnya terkait tekanan terhadap pasar keuangan dan nilai tukar,” ucapnya.

Bambang Brodjonegoro menambahkan kurs rupiah saat ini tidak mencerminkan fundamental ekonomi Indonesia atau undervalued. Pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi dalam dua hari terakhir ini lebih banyak diakibatkan oleh faktor eksternal khususnya devaluasi yuan Tiongkok.

Advertisement

Adapun tekanan pada pasar saham dan pasar SBN merupakan kombinasi antara sentimen negatif ekternal serta proyeksi kinerja emiten yang lebih rendah daripada ekspektasi investor. “Kami sepakat memperkuat koordinasi kebijakan guna mengatasi permasalahan di pasar keuangan dan pelemahan nilai tukar,” katanya.

Untuk mengatasi goncangan temporer terhadap nilai tukar, kebijakan dalam jangka pendek yang akan diambil otoritas terkait difokuskan kepada kebijakan untuk menjaga nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya. “BI telah dan akan terus berada di pasar untuk melakukan upaya stabilitasi nilai tukar rupiah. BI bersama pemerintah juga akan hadir di pasar untuk menjaga stabilitas pasar SBN,” tutur Bambang.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif