News
Selasa, 21 Juni 2022 - 19:07 WIB

Ekonom Sebut Pemerintah Kesulitan Kendalikan Stok dan Harga Migor

Indra Gunawan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemerintah resmi mencabut subsidi minyak goreng curah. Lantas berapa harga minyak goreng hari ini? (Ilustrasi/Solopos dok)

Solopos.com, JAKARTA–Ekonom pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Bustanul Arifin mengatakan saat ini hanya beras yang mampu dikendalikan pemerintah baik dari segi harga, produksi, dan pasokan.

Hal itu karena Perum Bulog masih memiliki kekuatan meski tak seistimewa era Orde Baru.

Advertisement

“Apakah bisa masuk ke minyak goreng? Buktinya agak sulit, karena kita tidak punya Bulog-nya minyak goreng. Jadi, teori-teori intervensi, teori-teori stabilisasi harga yang pernah di zaman Orde Baru itu hanya bisa efektif jika ada lembaga parastatal yag mampu menangani itu,” kata Bustanul dalam RDPU dengan Komis VI DPR RI, Selasa (21/6/2022).

Dia mengatakan dengan kondisi saat ini, Indonesia harus lebih dulu memprioritaskan komoditas apa yang akan diamankan setelah beras.

Advertisement

Dia mengatakan dengan kondisi saat ini, Indonesia harus lebih dulu memprioritaskan komoditas apa yang akan diamankan setelah beras.

Tidak akan semua komoditas bisa diamankan lantaran ongkosnya yang terbilang besar.

Baca Juga: Gaptek Bikin Pengecer Wonogiri Tak Peroleh Migor Curah dari Distributor

Advertisement

“Jika negara menguasai bukan hanya informasi, tapi akses dan sumber daya baru layak. Jika tidak, agak sulit. Itu pendapat saya,” katanya.

Bustanul mencontohkan jangankan minyak goreng, untuk jagung saja tidak ada satu pun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang menguasai komoditas tersebut.

Belum lagi data terkait produksi jagung belum juga tercatat secara akurat.

Advertisement

“Tapi, saya kebetulan Forum Masyarakat Statistik yang sekarang berniat membuat estimasi produksi terhadap jagung nasional mirip dengan beras. Baru data tidak berhasil. Kenapa tidak bisa menghasilkan data yang kredibel, karena data jagung berbeda dengan beras. Sebab beras memiliki lahan baku sawah padi, jagung kita tidak punya lahan baku jagung,” jelas dia.

Baca Juga: Kunjungi Pasar Baros Serang, Jokowi Serahkan Bansos & Cek Harga Migor

Di samping itu, Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan pun tidak sepaham dalam menetapkan data produksi jagung nasional.

Advertisement

“Data jagung juga juga kontroversial, Kementan dan Kemendag berbeda juga. Saya gak tahu kenapa lama ya. Karena memang ada kepentingan lain, bapak pasti paham kepentingan lain itu,” tutur Bustanul tanpa merinci lebih lanjut.

Dia mengungkapkan jika DPR ingin mengusulkan dibuat indeks harga komoditas, maka, sisi produksi sampai sistem perdagangannya harus diperbaiki.

“Indeks harga komoditas satu sisi, tapi juga harus memperbaiki dengan dimulainya dengan produksi, rantai nilai, governance dan seterusnya,” papar dia.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Pemerintah Dinilai Sulit Kendalikan Stok dan Harga Minyak Goreng, Ini Sebabnya

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif