News
Minggu, 10 November 2019 - 22:50 WIB

Dulu Antipolitik, Ini Alasan Gibran Rakabuming Nyalon Wali Kota Solo

Newswire  /  Adib M Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gibran Rakabuming Raka seusai menjadi pembicara dalam seminar Jamane Bisnis Kreatif: Mengembangkan Karya Jadi Bisnis di Era Digital di Kampus II Institut Seni Indonesia (ISI) Solo, Selasa (5/11/2019). (Solopos/Akhmad Ludiyanto)

Solopos.com, JAKARTA -- Putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka, membeberkan alasan terjun ke dunia politik. Dia pun kini memutuskan untuk maju sebagai calon Wali Kota Solo, Jawa Tengah.

Menurut Gibran, salah satu tujuannya ke dunia politik ingin membantu masyarakat secara ekonomi, hal itulah berawal saat dirinya menjalani kariernya sebagai pengusaha di bidang kuriner.

Advertisement

"Saya pernah bilang kalau kita jadi pengusaha, kita punya pegawai. Kita menghidupi pegawai kita, ratusan ribuan pegawai kita punya. Ya itu bagus, bisa menghidupi orang banyak dan ketika kita punya perusahaan kita punya dana CSR, misalnya Rp100 juta - Rp200 juta, Rp1 miliar - Rp2 miliar. tapi berapa dari uang itu yang bisa menyentuh masyarakat," kata Gibran di kawasan Matraman, Jakarta Timur, Minggu (10/11/2019), dilansir Okezone.com.

Gibran Rakabuming Sebut Nadiem Makarim Pahlawan

Lebih lanjut, Gibran berharap bisa membantu masyarakat secara ekonomi, maka dengan mengikuti kontestasi Pilkada Solo 2020 menjadi salah satu caranya.

Advertisement

"Kalau pengin menyentuh lebih banyak lagi orang harus terjun ke politik. Jadi kalau saya terjun ke politik, otomatis saya bisa menyentuh kurang lebih 600.000 orang. Jadi itu salah satu alasan saya masuk ke politik," tegasnya.

Kemudian, Gibran juga berharap anggapan kotor terhadap dunia politik bisa segera dihapuskan. Hal itu menjelaskan mengapa sikapnya sangat berbeda dari dulu yang tidak menyukai politik praktis.

Busyro Muqoddas: Gibran Tak Usah Nyalon, Jokowi Jangan Kayak Cendana

Advertisement

"Dulu saya pernah bilang saya tak akan pernah masuk ke politik, mungkin image-nya saya sangat antipolitik. Ya memang benar. Dulu saya seperti itu, sekarang mungkin karena proses pendewasaan, saya mulai menyadari sebagai anak muda, kita harus mulai mengubah stereotype, mulai mengubah mindset orang-orang bahwa politik itu selalu kotor. Jadi harus kita ubah mindset itu," tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif