News
Jumat, 2 Agustus 2013 - 11:15 WIB

DUKUN JAGAL DARI SUMBING - Tiga Korban Dibunuh Tidak Bersamaan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - JIBI/Harian Jogja/Merdeka.com Olah TKP pencarian tiga mayat korban Muhyaro di Lereng Gunung Sumbing WIndusari Magelang

JIBI/Harian Jogja/Merdeka.com
Olah TKP pencarian tiga mayat korban Muhyaro di Lereng Gunung Sumbing WIndusari Magelang

Harianjogja.com, SEMARANG – Tiga korban dukun pengganda uang dari Gunung Sumbing Windusari Magelang, Muhyaro tidak dibunuh secara bersamaan.

Advertisement

Di kebun Muhyaro yang berada di Dusun Petung, Desa Ngemplak, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, Sabtu (27/7/2013) lalu ditemukan tiga jasad terkubur.

Satu jasad adalah Yulanda Rifan, dosen Arsitektur FT Undip yang merupakan anak guru besar FH Undip Prof Barda Nawawi. Jasad Yulanda utuh dan tampak belum lama dikuburkan.

Advertisement

Satu jasad adalah Yulanda Rifan, dosen Arsitektur FT Undip yang merupakan anak guru besar FH Undip Prof Barda Nawawi. Jasad Yulanda utuh dan tampak belum lama dikuburkan.

Dua jasad lain diduga bernama Sunaryo, 39, dan Nurudin, 49. Dua jasad ini kondisinya sudah membusuk.

Kepala Sub Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Jawa Tengah Ajun Komisaris Besar Sumy Hastri, mengatakan terungkapnya identitas korban didasarkan atas laporan kehilangan warga di Cilacap dan Temanggung.

Advertisement

Dalam laporan tersebut, kata dia, Sunaryo teridentifikasi sebagai warga Kroya, Kabupaten Cilacap, sementara Nurudin merupakan warga Penggantan, Kabupaten Temanggung.

Keduanya diduga sudah saling mengenal sebelum pergi ke Windusari, Kabupaten Magelang, ke tempat Dukun Muhyaro. Korban terakhir berpamitan ke pihak keluarga sekitar 22 bulan lalu. “Kami sudah minta DNA anak Nurudin dan orangtua Sunaryo untuk dicocokkan,” katanya.

Muncul kemungkinan korban dikubur hidup-hidup setelah dipukul bagian kepalanya. Hal itu diketahui dari banyaknya benda asing di saluran pernapasan korban.

Advertisement

Adapun Muhyaro, tewas terjun ke jurang saat diminta menunjukkan kuburan korban-korbannya, Kamis (25/7/2013) lalu. Perwira Polda AKP Yahya R Lihu ikut terjun dan gugur karena tangannya terikat dengan tangan Muhyaro.

Dua hari berikutnya, 3 jasad ditemukan terkubur di kebun Muhyaro. Satu di antaranya dipastikan atas nama Yulanda Rifan. Dua lainnya belum diketahui dan hingga saat ini masih diautopsi di RS Bhayangkara Semarang.

Setelah tersangka utama tewas, polisi menetapkan seorang tersangka atas nama Lasmono. Pria asal Wonosobo ini mengaku ikut membunuh dua korban. Ia masih terus diperiksa untuk pengembangan kasusnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif